



- Hotel Harris ke-4 di Nagoya Thamrin Sudah Mulai Terima Tamu, Ada 240 Kamar
- Kredit Macet, Kooperatif, Pengeroyokan dan Damai: Debitur di Batam Ini Malah Digugat Leasing Adira Finance ke Pengadilan
- Setelah Dubes Australia, Saatnya Uni Emirat Arab Kunjungi Batam
- Deputi Bidang Investasi dan Pengusahaan BP Batam Ditunjuk Komisaris Utama Taspen
- Kepala BP Batam Lantik dr Tanto sebagai Direktur RSBP Batam
- BP Batam-Pelaku Usaha Perkuat Sinergi Regulasi JPT lewat FGD
- Samsat Anambas Beri Diskon ke Masyarakat yang Bayar Pajak
- Tanggapan dan Jawaban Bupati Anambas Pandangan Umum RPJMD 2025-2029
- PLN Batam Gelar Diskusi Publik, Jelaskan soal Penyesuaian Tarif Listrik untuk Rumah Tangga Mampu
- PWI Kepri dan Batam Ziarahi Makam Sahabat Sejawat Penuh Haru
Heboh, Bocah Temukan Potongan Kepala Diduga Korban Sriwijaya SJ-182

Keterangan Gambar : Petugas kepolisian saat membawa potongan kepala yang diduga korban dari jatuhnya pesawat Sriwijaya SJ-182 dari Pantai Kis Tangerang, Banten menggunakan kantong jenazah guna pemeriksaan lebih lanjut. (Foto : istimewa)
KORANBATAM.COM, BANTEN - Potongan kepala diduga korban dari jatuhnya pesawat Sriwijaya SJ-182 ditemukan terdampar di Pantai Kis Tangerang, Banten. Lokasi Pantai Kis berdekatan dengan Pulau Lancang, yang merupakan titik dekat jatuhnya pesawat pada dua pekan lalu. Potongan kepala itu ditemukan oleh bocah 10 Tahun saat sedang bermain di Pantai Kis.
Temuan potongan tubuh itu sudah dievakuasi oleh pihak kepolisian dan sudah diserahkan ke Pos Komando Badan Search and Rescue Nasional (Posko Basarnas) Kabupaten Tangerang, akan diserahkan ke Posko Basarnas Pusat untuk dipastikan apakah benar potongan kepala itu adalah korban dari Sriwijaya Air atau tidak.
Bocah Nemu Potongan Kepala Korban Sriwijaya
Bocah 10 Tahun yang menemukan potongan kepala itu adalah Angga. Kepada polisi, Angga mengaku kemarin siang sedang bermain di sekitaran Pantai Kis. Lalu dia melihat ada rambut dengan separuhnya tertutup pasir.
Setelah dikorek-korek, Angga kaget bukan main, sebab ternyata rambut berpasir itu adalah potongan kepala manusia.
Salah seorang warga mengatakan demikian, “Pas anak itu (Angga) lagi main di pantai, lalu melihat ada rambut yang separuhnya tertutup pasir. Kemudian dia korek-korek, ternyata itu potongan kepala manusia diduga milik korban Sriwijaya Air,” ujarnya dikutip dari laman Suara.com, jaringan Hops.ID, pada Rabu (20/1/2021).
Temuan Angga itu kemudian diteruskan ke Polsek Pakuhaji. Kepada Suara.com, Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Pakuaji, AKP Dodi Abdul Rohim mengatakan bahwa jajarannya menerima laporan temuan potongan kepala itu kemarin, sekira pukul 14.00 WIB.
Mendapati laporan itu, jajaran Polsek Pakuhaji langsung meluncur ke Tempat Kejadian Perkara (TKP). Kapolsek Pakuhaji meyakini potongan kepala itu adalah korban Sriwijaya Air. Namun untuk pastinya, perlu dicek oleh Tim Disaster Victim Investigation (DVI) Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri) terlebih dahulu.
“Kenapa kita yakini itu (bagian tubuh) korban Sriwijaya Air, karena posisi pantai Kis ini berdekatan dengan pulau Lancang. Bahkan dari sini keliatan,” terang Kapolsek.
Tragedi Sriwijaya Air
Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 dengan rute penerbangan dari Jakarta menuju Pontianak mengalami hilang kontak dan jatuh di wilayah Kepulauan Seribu pada Sabtu, dua pekan lalu.
Sejumlah warganet menjadikan insiden yang menimpa pesawat ini sebagai perbincangan hangat. Salah satunya ada yang menyebut bahwa, armada pesawat yang digunakan telah berusia hingga puluhan tahun.
Selain itu, Menteri Perhubungan (Menhub), Budi Karya Sumadi menyatakan jika pesawat Sriwijaya Air SJ-182 sempat terbang ke arah yang bukan semestinya, sesaat sebelum kecelakaan.
Menurut keterangan, petugas sempat melihat pesawat ini terbang ke arah 75 derajat. Padahal seharusnya burung besi itu melaju ke barat laut. Berbagai kalangan berspekulasi dan mengulas kemungkinan penyebab kecelakaan pesawat Sriwijaya SJ-182.
Ada yang menduga pesawat meledak di udara sebelum jatuh ke laut, ada pula yang menerka kemungkinan faktor korosi mesin pesawat. Dari berbagai spekulasi dan analisis yang muncul, diperkirakan butuh waktu sampai dengan satu (1) Tahun untuk mengungkap kejadian ini.
(AFP/Hops)


