



- BP Batam-Mayapada Resmikan Peletakan Batu Pertama RS Internasional Mabih di Sekupang
- Zest Hotel Harbour Bay Tawarkan Paket Spesial
- Ardiwinata Apresiasi Grand Wedding Expo Edisi 4 Kembali Digelar
- Perluasan Wilayah KPBPB Batam, BP Batam Gelar Konsultasi Publik Rancangan Perubahan PP 46 Tahun 2007
- BP Batam Dukung Upaya Perkuat Peran Insinyur Lokal
- Akses ke Telaga Bidadari Ditutup, BP Batam: Bukan Tempat Wisata
- Regu Disbudpar Batam Pakai Tanjak Berkain Songket Ikuti Gerak Jalan Batam 2025
- Tingkatkan Kualitas Pelayanan Publik, BP Batam Gelar FGD Monev Pengelolaan Pengaduan
- PLN Batam Ingatkan Bahaya Main Layang-layang di Sekitar Jaringan Listrik
- PLN Batam Gelar Upacara HUT ke-80 RI, Teguhkan Semangat Persatuan dan Apresiasi untuk Masyarakat
Museum Batam Raja Ali Haji Gelar Seminar di Sekolah, Kenalkan Permainan Tradisional Melayu ke Pelajar lewat Guru

Keterangan Gambar : Seorang anak laki-laki tengah memainkan permainan tradisional bernama Gasing. /Dok. Disbudpar Batam
KORANBATAM.COM - Museum Batam Raja Ali Haji menggelar kegiatan seminar dengan tema permainan tradisional Melayu, Kamis (25/5/2023) mendatang. Seminar itu akan diikuti 50 peserta yang berasal dari guru sekolah menengah pertama (SMP), guru sekolah menengah atas (SMA), penggiat budaya, dan pengrajin kriya.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Museum Batam Raja Ali Haji, Senny Thirtywani mengatakan, diadakannya kegiatan ini sebagai upaya Museum Batam Raja Ali yang dikelolah oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam untuk mengangkat kearifan lokal masyarakat Melayu, karena di Museum Batam Raja Ali Haji sendiri mempunyai khazanah permainan tradisional Melayu, terdiri dari perahu Jong, Gasing, Kaki Bajang, Meriam Buluh, dan sebagainya.
“Untuk mengangkat kearifan lokal dan permainan tradisional ini juga bagus untuk perkembangan anak-anak,” katanya, Selasa (23/5/2023).
Seminar itu, Disbudpar Kota Batam akan menghadirkan narasumber yang mahir dibidangnya yakni pengrajin dan pemain perahu jong, dan pemain gasing.
“Peserta nantinya bisa praktek memainkan permainan tradisional Melayu ini,” sebutnya.
Ia menyampaikan, Museum Batam Raja Ali Haji terus mengembangkan dan berpromosi. Tahun ini, kata dia, museum yang terletak di Dataran Engku Putri, Batam Center itu mengelar kembali kegiatan Museum Batam Raja Ali Haji ke Sekolah. Kunjungan tersebut berlangsung di tiga sekolah di Batam, yakni Hang Nadim Malay School, SMP Negeri 41 Lubukbaja, dan SMP Kartini I Sekupang.
“Bulan depan sama juga, museum akan ke sekolah lagi. Museum Batam Raja Ali Haji akan terus melakukan promosi museum ke sekolah supaya museum lebih dekat dengan hati masyarakat,” ujarnya.
Ia menyampaikan, museum sebagai tempat belajar selain di dalam kelas karena banyak yang bisa dipelajari mulai dari melihat koleksi, dan mendapat informasi dari tour guide museum. Lanjut Senny, Museum Batam Raja Ali Haji ini menampilkan peradaban Batam mulai dari kerajaan Riau Lingga hingga infrastruktur Batam.
Setiap berkunjung ke sekolah, kegiatan ini menghadirkan narasumber yakni Edi Sutrisno, seorang penulis buku dan menjabat sebagai Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Batam dan Direktur Eksekutif Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kota Batam.
“Pak Edi menjelaskan kawasan di Batam dengan sejarahnya, seperti kawasan Duriangkang yang dulunya merupakan kawasan warga Tionghoa. Kemudian Minamisebo atau dikenal Tugu Jepang yang berada di Kelurahan Sembulang, Kecamatan Galang dan tugu ini jadi destinasi wisata sejarah di Batam,” tuturnya.
Terpisah, Kepala Disbudpar Kota Batam, Ardiwinata mengatakan, kegiatan ini sesuai Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pemajuan Kebudayaan Melayu.
Kota Batam, menurutnya, memiliki banyak tradisi budaya yang menarik untuk diketahui. Ardi mengajak masyarakat Batam untuk ikut melestarikan budaya Melayu yang ada di Kota Batam, sehingga tetap lestari hingga anak cucu nanti.
“Seminar ini sebagai pedoman bertindak bagaimana tindakan kita mencegah hilangnya kebudayaan Melayu,” ucapnya. (***)

