



- Tanggapan dan Jawaban Bupati Anambas Pandangan Umum RPJMD 2025-2029
- PLN Batam Gelar Diskusi Publik, Jelaskan soal Penyesuaian Tarif Listrik untuk Rumah Tangga Mampu
- PWI Kepri dan Batam Ziarahi Makam Sahabat Sejawat Penuh Haru
- Segera Bergulir Juli Ini, Batam 10K Diikuti Pelari Asing dari Berbagai Negara
- Duta Besar Australia Lawatan ke Batam
- Dorong Pertumbuhan Industri, PLN Batam Hadirkan Layanan Khusus Kelistrikan
- CIMB Niaga Gelar Festival Musik Sunset 2 Hari di Kebun TMII Jakarta
- PLN Batam Siap Laksanakan Kebijakan Tarif dari Pemerintah Mulai 1 Juli 2025
- Penemuan Batu Bata Bersejarah di Dapur Arang Batam
- Istri di Bengkong Polisikan Suami gegara Cabuli Putri Pertamanya Sendiri
Perayaan HUT Dewa Kie Hiu Ong Ya, Amsakar: Merajut Persatuan lewat Keanekaragaman Budaya di Batam

Keterangan Gambar : Wakil Walikota Batam, Amsakar Achmad (dua dari kiri), menyapa masyarakat keturunan Tiong Hoa marga Huang pada acara HUT Dewa Kie Hiu Ong Ya di Cetya Upho Sakadarma, Kompleks Ruko Pantai Permata, Baloi, Batam, Kepulauan Riau, Rabu (2/8/2023) malam. /Pemko Batam
KORANBATAM.COM - Masyarakat keturunan Tiong Hoa marga Huang merayakan ulang tahun (HUT) Dewa Kie Hiu Ong Ya dengan menggelar malam amal sosial barang-barang rejeki (Pio Hok But) dan hiburan di Cetya Upho Sakadarma, Kompleks Ruko Pantai Permata, Baloi pada hari Rabu (2/8/2023) malam. Acara tersebut berhasil menyatukan berbagai elemen masyarakat di Kota Batam, Kepulauan Riau.
Wakil Walikota Batam, Amsakar Achmad turut hadir dalam kesempatan tersebut untuk memberikan dukungan dan ucapan selamat.
“Saya atas nama Pemerintah Kota Batam dan pribadi mengucapkan selamat perayaan Hari Ulang Tahun Dewa Kie Hiu Ong Ya,” ucapnya.
Amsakar sangat mendorong agar tradisi yang telah berlangsung puluhan tahun di Batam terus dijaga sebagai daya tarik utama bagi para wisatawan. Ia juga menekankan betapa pentingnya pelestarian budaya ini untuk memberikan manfaat positif bagi masyarakat serta perekonomian setempat.
“Dengan menggabungkan unsur budaya dan spiritualitas yang baik, tradisi ini bisa menarik wisatawan untuk datang ke Batam dan memberikan kesan yang tak terlupakan dalam perjalanan mereka,” kata Amsakar.
Selain itu, Amsakar menyampaikan pentingnya menjaga keragaman di Batam. Batam ini adalah miniaturnya Indonesia, di mana setiap komunitas, agama, etnik dan suku bangsa mampu hidup dalam harmoni dan kesatuan. Semangat persatuan ini menjadi modal berharga dalam mencapai kemajuan pembangunan yang lebih baik.
“Menghargai dan memelihara keragaman adalah landasan penting dalam membangun kota yang dinamis, karena melalui keragamanlah kita dapat menggali potensi, memperkaya budaya, dan mewujudkan harmoni sosial,” ujarnya.
Ritual bakar tongkang yang menjadi bagian penting dari perayaan ini juga dijelaskan sebagai acara yang mampu mendekatkan silaturahmi antara panitia, umat Buddha, masyarakat keturunan Tiong Hoa marga Huang dan masyarakat umum.
Kehadiran tokoh-tokoh seperti Wali Kota Batam, Muhammad Rudi dan Wakilnya, Amsakar Achmad dalam berbagai acara di Batam turut menunjukkan komitmen mereka terhadap persatuan dan perhatian kepada seluruh warga Batam.
“Mari kita bersatu dan terus kompak dan senantiasa selalu rukun menjaga perbedaan suku, ras, agama dalam membangun Batam dengan mendukung kebijakan pemerintah. Dengan kerja sama seperti ini, kita dapat menciptakan lompatan-lompatan dalam memajukan daerah yang kita cintai ini,” ujar dia.
Seperti diketahui, perayaan ulang tahun Dewa Kie Hiu Ong Ya ini merupakan sejarah dahulu kala, sekelompok orang Tionghoa dari Fujian, China merantau melintasi laut dengan kapal kayu sederhana.
Mereka berdoa kepada Dewa Kie Hiu Ong Ya untuk petunjuk saat mereka tersesat di laut. Dewa memberikan petunjuk dengan cahaya samar, dan mereka mengikuti cahaya itu sampai mendarat di tepi selat Malaka. Ada 18 orang yang selamat dan ini menjadi awal dari kota Bagan Siapi-api. (***)


