



- Simak Segini Update Pergeseran Warga Rempang yang Tempati Rumah Baru di Tanjung Banon
- BP Batam Sambut Rencana Penanaman 1.000 Mahoni Juli Mendatang
- Erlita Amsakar Kalungkan Medali dan Serahkan Hadiah Lomba Lari Batam 10K 2025
- Ada 2 Paket Terbaru di Harris Resort Waterfront Batam
- Kepala BP Batam Pimpin Upacara Hari Koperasi Nasional ke-78
- Harlah PKSS ke-1 Tahun, Momentum Sumpah Setia Melayu-Bugis dan Pengangkatan Tokoh Nasional
- Amsakar Achmad Lepas Ribuan Peserta Batam 10K Diikuti Pelari dari Dalam dan Luar Negeri
- Terus Ingatkan Warga, Kapolsek Bengkong Sebar Banner WhatsApp Waspada Curanmor-Sambang di Titik Rawan
- Kepala BP Batam Lepas Batam 10K 2025
- Kunjungan Sembang Petang Kapolri ke Pesantren UAS, Sinergi Ulama dan Negara
Badan Usaha SPAM BP Batam Lakukan Pembersihan Eceng Gondok di Waduk

Keterangan Gambar : 1 ekskavator amphibi tengah membersihkan tanaman air liar dan eceng gondok. /BP Batam
KORANBATAM.COM - Pembersihan tumbuhan liar dan eceng gondok terus menjadi perhatian serius Badan Usaha Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Badan Pengusahaan (BP) Batam.
Mengingat, pertumbuhan tanaman air yang memiliki nama ilmiah Eichhornia Crassipes ini, dapat menimbulkan dampak negatif terhadap ketersediaan air bersih yang berada di beberapa waduk.
Direktur Badan Usaha SPAM BP Batam, Denny Tondano mengatakan, pada tahun 2022 lalu luasan waduk yang tertutupi eceng gondok seluas 600 hektar. Namun saat ini sudah tersisa 400 hektar.
Dijelaskan Denny, pertumbuhan eceng gondok yang pesat karena adanya kegiatan-kegiatan masyarakat seperti keramba ikan. Sebab, sisa dari pakan ikan membuat pertumbuhan eceng gondok semakin subur.
“Atau ada juga sisa-sisa pertanian yang ada di atas (waduk), kemudian dibawa air ngalir ke bawah. Itu semakin (membuat pertumbuhan eceng gondok menjadi) subur juga,” katanya, Kamis (27/4/2023).
Ia melanjutkan, saat ini ada beberapa waduk yang menjadi perhatian serius pihaknya dalam melakukan pembersihan tanaman ini. Ketiga waduk ini adalah Waduk Duriangkang, Waduk Tembesi dan Waduk Monggak.
“Dari 3 waduk yang ada eceng gondok ini, semua ada kegiatan masyarakatnya,” ujarnya.
Pengaruh dari aktifitas masyarakat terhadap percepatan pertumbuhan eceng gondok ini bukan tanpa alasan.
Ia mencontohkan, seperti Waduk Seiharapan dan Waduk Muka Kuning, tidak ada tanaman eceng gondok. Hal ini dikarenakan tidak adanya aktivitas perikanan maupun pertanian.
“Sementara yang ada di Monggak, dulu ada tambak. Kemudian Duriangkang juga ada tambak dan pertanian. Sementara Tembesi ada pertanian diatasnya,” tuturnya.
Sehingga, upaya pembersihan tanaman liar dan eceng gondok di sekitar wilayah waduk terus dilakukan dalam beberapa waktu terakhir. Ia juga memastikan, kecepatan pembersihan waduk saat ini lebih tinggi dari pada kecepatan pertumbuhan eceng gondok itu sendiri.
“Sekarang ini sudah ada 1 ekskavator amphibi sedang bekerja dan ditambah dengan harvester,” jelasnya.
Ia menambahkan, saat ini juga sudah ada rencana dari salah satu perguruan tinggi untuk mengolah eceng gondok tersebut menjadi kompos. Sehingga, ia berharap rencana ini bisa segera terealisasi agar penanganan tanaman liar dan eceng gondok ini bisa cepat teratasi.
Disampaikan Denny, hal ini sesuai dengan pesan dari Kepala BP Batam, Muhammad Rudi kepada pihaknya, untuk terus meningkatkan pelayanan dan ketersediaan air bersih di Kota Batam.
“Kita bersama-sama tim Ditpam terus lakukan edukasi ke masyarakat. Tetap kita hindarkan upaya-upaya represif untuk menyelesaikan permasalahan ini,” imbuhnya mengakhiri. (***)


