



- Simak Update Terkini Pergeseran Warga Rempang di Tanjung Banon
- Disbudpar Batam Inisiasi Pertemuan Maskapai Air Asia, Asosiasi Pariwisata dan BIB
- BP Batam Gesa Perbaikan Jaringan Pipa di Kawasan Hotel Vista
- Proses Terus Bergulir, BP-Pemkot Batam Komit Atasi Persoalan Banjir
- Lari Batam 10K 2025 Gaet Pelari dari Berbagai Negara dan Daerah
- Peletakan Batu Pertama Masjid Jami Soeprapto Soeparno di Jakarta Timur
- Pejabat Tingkat III dan IV di BP Batam Dilantik, Formasi Memajukan Daerah
- Paparan PLN Batam soal Penyesuaian Tarif Listrik 1,43 persen untuk Rumah Tangga Mewah dan Pemerintah ke Masyarakat
- Hotel Harris ke-4 di Nagoya Thamrin Sudah Mulai Terima Tamu, Ada 240 Kamar
- Kredit Macet, Kooperatif, Pengeroyokan dan Damai: Debitur di Batam Ini Malah Digugat Leasing Adira Finance ke Pengadilan
Kepala BP Batam: Pendekatan Persuasif Jadi Kunci Penting Keberhasilan Pembangunan Rempang

Keterangan Gambar : Pendataan warga Rempang ke tempat hunian sementara. /BP Batam
KORANBATAM.COM - Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Muhammad Rudi memberikan perhatian penuh terhadap progres pembangunan Kawasan Rempang.
Rudi yang juga menjabat sebagai Wali Kota Batam ini menyebut, jika pendekatan persuasif kepada masyarakat menjadi kunci keberhasilan realisasi program strategis nasional tersebut.
Terbukti, BP Batam berhasil memfasilitasi 17 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak pengembangan Kawasan Rempang untuk menempati hunian sementara.
Data tersebut berdasarkan laporan tim satuan tugas per tanggal 4 Oktober 2023. Dimana, jumlah warga yang mendaftar untuk menempati hunian baru juga terus bertambah menjadi 341 KK dan 501 KK tercatat sudah melakukan konsultasi terkait hak-hak masyarakat dalam program Rempang Eco-City.
“Pendekatan persuasif dan emosional ke warga menjadi kunci penting. Komunikasi antara pemerintah dan masyarakat harus berjalan maksimal agar tak ada lagi fitnah yang bermunculan terkait pengembangan Rempang ke depannya,” ungkap Rudi, Kamis (5/10/2023).
Selain itu, Rudi memastikan bahwa, pemerintah tak akan mungkin menyengsarakan warganya selama pembangunan berlangsung.
“Pemerintah punya satu niat bagaimana ekonomi berubah. 13 tahun saya menjabat sebagai kepala daerah, saya selalu memperhatikan masyarakat saya,” pungkasnya. (***)


