Membangkitkan Kembali Nilai-nilai Budaya Melayu pada Generasi Muda Batam
Disbudpar Undang Profesor Yusmar Yusuf Jadi Narasumber
Reporter : KORANBATAM.COM 19 Mei 2023, 21:03:32 WIB SENI DAN BUDAYA
Membangkitkan Kembali Nilai-nilai Budaya Melayu pada Generasi Muda Batam

Keterangan Gambar : Profesor Yusmar Yusuf, seorang Budayawan Riau saat menjadi narasumber seminar budaya di Golden View Hotel, Jumat (19/5/2023). /Disbudpar Batam


KORANBATAM.COM - Profesor Yusmar Yusuf, seorang Budayawan Riau menjadi narasumber seminar budaya yang digelar oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam. Baginya, seminar budaya ini sebagai upaya untuk mengembangkan pemikiran terhadap nilai-nilai budaya, khususnya budaya Melayu.

“Saya pikir (seminar budaya) ini sesuatu yang produktif, dan mulai hari ini, seminar ini bagian dari upaya menguak embun yang meliputi bingkai pemikiran masyarakat Melayu terhadap nilai-nilai budaya,” katanya di Golden View Hotel, Jumat (19/5/2023).

Ia mengapresiasi, seminar kali ini mengundang sejarawan Profesor Anhar Gonggong dan diikuti oleh narasumber lainnya yakni Abdul Malik seorang Budayawan Melayu Kepri, Sejarawan Rida K Liamsi, dan Sejarawan Aswandi Syahri.

“Hari pertama ini mengambil tema yang makro seperti dari Anhar Gonggong dan hari kedua masuk ke tema lokal dari narasumber Abdul Malik, Rida K Liamsi dan Aswandi Syahri,” ucapnya.

Setelah kegiatan seminar budaya ini, kata dia, perlu adanya tindakan misalnya membuat kamus bahasa Melayu, penggadaan institusi pendidikan seni dan sebagainya. Seni pentas tak hanya musik namun ada teater salah satunya Mak Yong adalah suatu seni teater tradisional yang begitu lekat di telinga orang-orang Melayu.

Dalam pertunjukannya, Mak Yong banyak menceritakan tentang kehidupan istana, lengkap dengan pesan moral yang hendak disampaikan.

“Mak Yong bisa dikembangkan,” ucapnya.

Kemudian melakukan kurasi dengan seni-seni progresif. Di Batam sendiri tepatnya di Pulau Rempang terdapat gunungan kerang yang menandakan bahwa ada kehidupan orang laut yang sudah mendarat.

Ia juga menyarankan, museum Batam Raja Ali Haji mengembangkan khazanah lain yakni menanam tanaman lokal di halaman museum dan tanaman itu diberi nama Melayu dan ilmiah.

“Museum tidak mesti mengandalkan artepak Melayu,” sebutnya.

Seminar bertema membangkitkan kembali nilai-nilai budaya melayu pada generasi muda Kota Batam Provinsi Kepulauan Riau ini dibuka oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Batam, Jefridin Hamid.

Jefridin mengapresiasi kepada Disbudpar Kota Batam atas digelarnya kegiatan seminar budaya ini. Ia mengatakan, Batam berkomitmen memelihara budaya.

Hal itu, kata Jefridin, bisa dilihat banyaknya organisasi budaya salah satunya Lembaga Adat Melayu (LAM). Pemerintah Kota (Pemko) Batam berkolaborasi dengan LAM untuk menjaga budaya.

Ia menyampaikan bahwa, Batam Peraturan Wali Kota Batam (Perwako) di Nomor 193 Tahun 2022 tentang Pengunaan Pakaian Adat Melayu. Perwako ini merupakan turunan dari Perda Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pemajuan Kebudayaan Melayu.

Setiap kegiatan, lanjutnya, masyarakat Batam memakai busana Melayu dan Pemerintah Kota (Pemkot) Batam setiap hari Jumat mengenakan busana Melayu sebagai bentuk perhatian untuk mempertahankan budaya mengandung yang nilai-nilai budaya.

“Pak Ardi (Kepala Disbudpar Kota Batam)  sosialisasikan kepada anak-anak muda Batam,” pintanya.

Sementara itu, Kepala Disbudpar Kota Batam, Ardiwinata mengatakan, kegiatan ini sesuai Peraturan Daerah (Perda) Nomor 1 Tahun 2018 tentang Pemajuan Kebudayaan Melayu. Kota Batam memiliki banyak tradisi budaya yang menarik untuk diketahui.

Ardi mengajak masyarakat Batam ikut melestarikan budaya Melayu yang ada di Batam, sehingga tetap lestari hingga anak cucu nanti.

“Seminar ini sebagai pedoman bertindak bagaimana tindakan kita mencegah hilangnya rasa kebudayaan nasional dan daerah,” katanya.

Sebagai informasi kegiatan ini akan diikuti 50 peserta yang berasal dari penggiat budaya, guru, dan tokoh masyarakat atau pemerhati budaya. (***)




- -- -
Komentar Facebook

Komentar dengan account Facebook

;