Penyakit LUTO, Pertama Kali Kasus Penyakit Ibu Hamil di Kepri
KORANBATAM.COM 04 Mar 2020, 23:46:01 WIB
dibaca : 3272 Pembaca BATAM
Penyakit LUTO, Pertama Kali Kasus Penyakit Ibu Hamil di Kepri

Keterangan Gambar : Dokter Spesialis Anestesi Dr Fery Hamdani SpAn (kiri), Dokter Spesialis Kandungan Dr Yuli Sitorus SpOG (tengah), Dokter Spesialis Kandungan Konsultan Fetomaternal Dr Yanuarman SpOG KFM sekaligus sebagai Ketua tim Operasi. (Foto : iam)


KORANBATAM.COM, Batam - Kasus penyakit yang bernama Lower Urinary Tract Obstruction (LUTO) pertama kali di Kepulauan Riau terutama di Kota Batam, dimana janin di dalam perut ibu seorang bernama Laksmi Maharani warga Taman Marcelia, Batam Center, Kota Batam, yang merupakan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah terdapat masalah yaitu adanya obstruksi saluran kemih di dalam rahim.

Hal tersebut disampaikan oleh Dokter Spesialis Kandungan Konsultan Fetomaternal Dr Yanuarman SpOG KFM sekaligus sebagai ketua tim operasi terhadap pasien, di ruang Rapat RSUD Embung Fatimah, Jalan R Soeprapto Blok D No 1-9 Batu Aji, Kota Batam.

"Masalah yang pertama yaitu pada hamil ke 14-15 minggu, air ketubannya mendadak hilang. Tanpa keluar air-air atau pecah ketuban dini, biasanya sang ibu mengeluh keluar air-air dari kemaluannya atau mules," ujar Dr Yanuarman SpOG KFM, Rabu (4/3/2020) pagi.

Dikatakannya, tapi ini tanpa mengeluarkan air ketuban tersebut, air ketubannya mendadak hilang. Pada saat USG atau ultrasonografi (sonogram), didapatkan ada benjolan besar di perut janinnya.

"Pada awalnya, kita menduga ini Kista. Kista pada janin. Tapi selanjutnya, kita melakukan Observasi, nah itu biasanya kandung kemih yang terisi penuh. Dan kandung kemih gak bisa keluar, gak bisa dipipiskan air kemihnya sehingga numpuk... numpuk...numpuk," kata Dr Yanuarman SpOG KFM.

Sementara itu, Lanjutnya, air ketuban itu berasal dari air kemih janinnya. "Jadi kalau air kemihnya tidak ada keluar ke cairan ketubannya maka air ketubannya nol atau kosong," ucapnya.

"Kalau tidak bisa buang air kencing (bayi atau janinnya) ini dapat membahayakan pada janinnya. Akan merusak ginjalnya, merusak darahnya ke seluruh tubuh dan akan berakhir kematian terhadap janin atau bayinya tersebut," sambungnya.

Tim yang akan menangani pasien tersebut terdiri dari Dokter Spesialis Kandungan Konsultan Fetomaternal Dr Yanuarman SpOG KFM (Ketua tim Operasi), Dokter Spesialis Kandungan Dr Gunawan Budi SpOG, Dokter Spesialis Kandungan Dr Yuli Sitorus SpOG, Dokter Spesialis Anestesi Dr Fery Hamdani SpAn.

"Ada 4 orang dokter yang nanti akan melakukan operasi. Tindakan operasi ini akan memakan waktu sekitar 30 menit dan ini merupakan kasus pertama di Kepri," tuturnya.

Selama ini pasien merasa takut dengan adanya kelainan tersebut. Sehingga memilih untuk dibiarkan saja kondisi janinnya seperti itu.

"Dengan air ketuban tidak ada dan kandung kemih janin yang penuh. Kalau ibunya normal, ini janinnya yang tidak bisa pipis," jelasnya.

Kata Dr Yanuarman SpOG KFM, walaupun berkali-kali pihaknya sudah menawarkan terhadap pasien tersebut, tetapi si pasien memilih lain, karena jaminan dari dokter tidak ada, apakah bayinya akan selamat atau tidak.

"Sebenarnya dokter tidak bisa menjamin keselamatan orang, tetapi dokter hanya bisa berupaya agar orang menjadi lebih baik atau jadi selamat. Dan urusan selamat itu adalah urusan yang maha kuasa Allah SWT bukan urusan kita," katanya.

Dr Yanuarman SpOG KFM menjelaskan, kasus ini dalam istilah medik yaitu Fetal Therapy dimana terapi yang diberikan sebelum janin lahir dan selama ini yang di obati setelah janin lahir.

"Jadi itu yang istimewanya tindakan ini. Selama ini begitu janin lahir baru diobatin. Sekarang sebelum janin lahir sudah kita berikan obat, kita berikan operasi, dan tindakan," tuturnya.

Menurutnya, kalau dibiarkan bayinya tidak akan bisa bertahan hidup sebelum waktunya bayinya sudah mati terlebih dahulu.

"Ibu ini umurnya sudah 40 tahun, sudah mengalami keguguran 2 kali. Dan ia sangat berharap sekali dengan kehadiran bayi ini. Jadi apapun yang dokter kerjakan, dia siap dan untuk masalah hasil bayinya sehat atau tidak sehat itu nomor dua dan yang terpenting adalah usaha tertinggi sudah dikerjakan," ucapnya.

Dr Yanuarman SpOG KFM menganjurkan bahwasannya selama hamil ini pihaknya akan melakukan Observasi secara ketat terutama terhadap air ketuban dan pertumbuhannya.

"Juga kita akan lakukan pemeriksaan selama 2 minggu, untuk memantau pertumbuhan dan air ketubannya," katanya.

Lanjutnya, ini dilakukan pasien, agar dapat memotivasi bagi para ibu-ibu yang mengalami kasus yang sama dengannya.

"Harapan hidupnya nol kalau dibiarkan. Sebenarnya bisa di selamatkan bayinya jika tindakkan membuat saluran kemih janinnya dari perut ke air ketuban. Tapi oleh karena di kerjakan di dalam rahim, dengan ketingkatan yang sangat sulit. Dan juga merupakan harapan bagi si ibu agar meminta untuk di expose karena merasa ingin berbuat baik serta memotivasi kepada ibu-ibu yang mempunyai kasus yang sama," ujarnya.

Dikatakannya, sampai dengan hari ini, pihaknya tidak pernah menemukan janin lahir hidup sampai cukup bulannya dengan kondisi seperti ini.

Kemudian untuk tingkat keberhasilannya dalam operasi ini jawabannya tidak, dalam arti lain tergantung kapan mengerjakan tindakannya.

"Semakin cepat dikerjakan akan semakin baik. Jadi sebelum terjadi kerusakan yang lebih banyak terhadap janinnya. Tapi kalau lambat mengerjakannya kerusakan pada janin akan lebih banyak," tutupnya. (iam)




- -- -
Komentar Facebook

Komentar dengan account Facebook

;