- Medco E&P Natuna Koleb Bareng Pelajar SMP di Anambas Gelar Gerakan Tanam 5.000 Bibit Manggrove
- KSOP Batam Perketat Uji Kelaikan 91 Kapal Penumpang
- Kepala BP Batam Raih Penghargaan Inspiring Professional dan Leadership Award 2025
- Satgas Pangan Polresta Barelang Bolak-balik ke Pasar Distributor
- Kader Gerindra Kepri Kompak Hadiri Taklimat Prabowo di Hambalang
- BP Batam Terima Kunjungan Apindo Kepri, Bahas Potensi dan Tantangan Investasi
- Perkuat Sinergi Keamanan Udara dan Informasi Publik di Batam
- 58 Sekolah SMP se-Batam Ikuti Olimpiade Sains Forgusa
- Polsek Bengkong Aktif Gelar Jumat Curhat, Jembatan Silaturahmi Antara Polisi dan Masyarakat
- Pertamina Sumbagut Raih Initiative Award 2025 dari Human Initiative
Hari Ketiga Pencarian, Nelayan Bagan Apung di Natuna Ditemukan Tidak Bernyawa

Keterangan Gambar : Tim Gabungan saat mengevakuasi korban nelayan. (istimewa)
KORANBATAM.COM, NATUNA - Setelah melakukan pencarian hari ketiga, Tim Gabungan bersama Polairud akhirnya berhasil menemukan nelayan jaring apung jatuh ke laut. Hal itu disampaikan Kapolres Natuna AKBP Iwan Ariyandhy, S.I.K.,M.H melalui Kasatpol Airud Polres Natuna, AKP Sandy Pratama Putra, S.I.K, kepada sejumlah wartawan, Selasa (2/8/2022).
“Alhamdulillah di hari ketiga pencarian bersama tim gabungan Lanal Ranai, Polsek dan Sat Pol Airud Polres Natuna, Basarnas, Koramil 03 Sedanau dan Masyarakat setempat, berhasil menemukan jenazah korban berjarak 6 mil dari titik awal hilangnya korban. Korban atas nama Junaidi telah ditemukan di Perairan Tanjung Serai, pada titik koordinat ( 3°54.768’N 107°54.463’E). Selasa ( 02/08/2022 ), "ujar Kasatpol Airud.
Jasad Junaidi langsung dievakuasi dan dibawa ke Sedanau untuk dilakukan pemeriksaan di Puskesmas. Setelah itu diserahkan ke pihak keluarga.
Junaidi dilaporkan hilang di Perairan Selaut, Pulau Kukup, Kabupaten Natuna pada Sabtu malam (30/07/2022). Korban tenggelam diduga saat hendak menyelamatkan bagan apung tempat ia bekerja agar tidak tabrakan dengan bagan lainnya.
Menurut keterangan temannya, Eko bahwa mereka berencana memindahkan bagan menggunakan pompong agar tidak terjadi tabrakan antar sesama bagan. Namun naas, bagan apung itu tabrakan dengan bagan milik Santo.
Kedua bagan tabrakan diduga akibat tidak ada penerangan. Sementara rekan korban bernama Eko mengetahui jika korban tidak ada di bagan milik mereka sekitar pukul 19:30 WIB. Korban diduga terjatuh ke laut di titik koordinat (3,52934, N. 107. 56. 691. E) Perairan Selaut, Pulau Kukup. Setelah kejadian itu langsung melaporkan kepada pihak yang berwajib. (metroindonesia.co.id/red).
▴-▴
▴-▴
























































































