



- Samsat Anambas Beri Diskon ke Masyarakat yang Bayar Pajak
- Tanggapan dan Jawaban Bupati Anambas Pandangan Umum RPJMD 2025-2029
- PLN Batam Gelar Diskusi Publik, Jelaskan soal Penyesuaian Tarif Listrik untuk Rumah Tangga Mampu
- PWI Kepri dan Batam Ziarahi Makam Sahabat Sejawat Penuh Haru
- Segera Bergulir Juli Ini, Batam 10K Diikuti Pelari Asing dari Berbagai Negara
- Duta Besar Australia Lawatan ke Batam
- Dorong Pertumbuhan Industri, PLN Batam Hadirkan Layanan Khusus Kelistrikan
- CIMB Niaga Gelar Festival Musik Sunset 2 Hari di Kebun TMII Jakarta
- PLN Batam Siap Laksanakan Kebijakan Tarif dari Pemerintah Mulai 1 Juli 2025
- Penemuan Batu Bata Bersejarah di Dapur Arang Batam
Hari Ketiga Pencarian, Nelayan Bagan Apung di Natuna Ditemukan Tidak Bernyawa

Keterangan Gambar : Tim Gabungan saat mengevakuasi korban nelayan. (istimewa)
KORANBATAM.COM, NATUNA - Setelah melakukan pencarian hari ketiga, Tim Gabungan bersama Polairud akhirnya berhasil menemukan nelayan jaring apung jatuh ke laut. Hal itu disampaikan Kapolres Natuna AKBP Iwan Ariyandhy, S.I.K.,M.H melalui Kasatpol Airud Polres Natuna, AKP Sandy Pratama Putra, S.I.K, kepada sejumlah wartawan, Selasa (2/8/2022).
“Alhamdulillah di hari ketiga pencarian bersama tim gabungan Lanal Ranai, Polsek dan Sat Pol Airud Polres Natuna, Basarnas, Koramil 03 Sedanau dan Masyarakat setempat, berhasil menemukan jenazah korban berjarak 6 mil dari titik awal hilangnya korban. Korban atas nama Junaidi telah ditemukan di Perairan Tanjung Serai, pada titik koordinat ( 3°54.768’N 107°54.463’E). Selasa ( 02/08/2022 ), "ujar Kasatpol Airud.
Jasad Junaidi langsung dievakuasi dan dibawa ke Sedanau untuk dilakukan pemeriksaan di Puskesmas. Setelah itu diserahkan ke pihak keluarga.
Junaidi dilaporkan hilang di Perairan Selaut, Pulau Kukup, Kabupaten Natuna pada Sabtu malam (30/07/2022). Korban tenggelam diduga saat hendak menyelamatkan bagan apung tempat ia bekerja agar tidak tabrakan dengan bagan lainnya.
Menurut keterangan temannya, Eko bahwa mereka berencana memindahkan bagan menggunakan pompong agar tidak terjadi tabrakan antar sesama bagan. Namun naas, bagan apung itu tabrakan dengan bagan milik Santo.
Kedua bagan tabrakan diduga akibat tidak ada penerangan. Sementara rekan korban bernama Eko mengetahui jika korban tidak ada di bagan milik mereka sekitar pukul 19:30 WIB. Korban diduga terjatuh ke laut di titik koordinat (3,52934, N. 107. 56. 691. E) Perairan Selaut, Pulau Kukup. Setelah kejadian itu langsung melaporkan kepada pihak yang berwajib. (metroindonesia.co.id/red).


