



- Polisi Bersihkan Pohon Tumbang Halangi Jalan di Batuampar-Batam
- Pesan Penting saat Kapolsek Bengkong Jadi Pembina Upacara di Sekolah SMAN 8 Batam
- Kejuaraan Amsih HHRMA DPD Kepri Badminton Championship 2025: Harper Premier Nagoya Batam Raih Juara 1 dan 3
- Polsek Bengkong Gelar Dialog dengan Seluruh Elemen Masyarakat
- Tanpa Persiapan Matang, Disbudpar Raih Prestasi di Lomba Gerak Jalan HUT RI se-Batam
- Bentuk Empati Kondisi Nasional, BP dan Pemkot Batam Batalkan Penyelenggaraan Pesta Rakyat HUT Kemerdekaan ke-80
- BP Batam Pastikan Pekerjaan Drainase Rampung Bertahap Tahun Ini
- Ciptakan Protokol Profesional dan Berwawasan, BP Batam Selenggarakan Workshop Keprotokolan
- Amsakar Raih Penghargaan Baznas Award 2025, Komitmen Dukung Gerakan Zakat Nasional
- Satu Maling Motor Karyawan Swasta di Sagulung Batam Ditangkap, Eksekutor Masih DPO
Kasus Dugaan Tindak Pencucian Uang Rp300 Triliun, Mahfud MD akan Serahkan ke Penegak Hukum

Keterangan Gambar : Mahfud Md ketika konferensi pers, Jumat (10/3/2023). /detik.com
KORANBATAM.COM - Menko Polhukam, Mahfud Md bakal menyerahkan kasus dugaan tindak pidana pencucian uang senilai Rp300 triliun di Kementerian Keuangan (Kemenkeu) ke aparat penegak hukum. Mahfud meminta agar dugaan tindak pidana pencucian uang itu diusut hingga tuntas.
“Nah yang pencucian uang yang 300-an ini akan kita tindaklanjuti. Oleh sebab itu, saya berpikir kalau misalnya ada permintaan ke kementerian untuk diselidiki tindak pencucian uang kan terus saya harus kasih kan ke aparat penegak hukum, KPK, atau kejaksaan atau polisi,” kata Mahfud dalam jumpa pers di Kemenko Polhukam, Jumat (10/3/2023).
Mahfud bakal mengundang sejumlah lembaga penegak hukum. Jika kasus itu tak mengalami perkembangan di satu lembaga, bakal dipindahkan penanganannya ke lembaga lain.
“Saya berpikir nanti mau saya undang, siapa lembaga ini, kalau dalam 1 bulan tidak ada perkembangan saya ambil saya pindah, karena saling ambil sendiri nggak bisa, gitu,” ujar Mahfud.
“Begitu masuk satu, lalu diolah sendiri, dinikmati sendiri, tidak jalan, tidak boleh pindah ke aparat lain, Itu salah satu penyebab macet nanti kita akan panggil kok sekian lama tidak ada perkembangan, pindah. Dari misalnya Kejaksaan ke KPK, jadi berdasarkan kesepakatan aja di sini antarpimpinan kalau nunggu UU dibuat ya enggak selesai, kita kesulitan lagi untuk menyelesaikannya,” sambung Mahfud.
Rp300 Triliun Terkait Pencucian Uang
Mahfud sebelumnya, menjelaskan soal heboh transaksi janggal Rp300 triliun di Kemenkeu yang sebelumnya dia ungkap. Mahfud mengatakan, angka itu terkait dugaan pencucian uang.
“Jadi tidak benar kalau kemudian isu berkembang di Kementerian Keuangan ada korupsi Rp 300 triliun, bukan korupsi, pencucian uang,” katanya.
Mahfud menyatakan, bisa jadi uang korupsinya kecil, namun uang pencucian uangnya lebih besar. Selain itu, Mahfud menepis jik nilai transaksi fantastis itu disebut diambil dari uang pajak.
“Pencucian uang itu lebih besar dari korupsi, tapi tidak ngambil dari uang negara, apalagi dituding ngambil uang pajak, itu ndak, bukan itu. Mungkin ngambil uang pajaknya sedikit, nanti akan diselidiki,” ujarnya.
Mahfud juga menjelaskan, alasannya mempersoalkan transaksi janggal Rp300 triliun. Dia berbicara mengenai aturan yang dikeluarkan pemerintah tentang dugaan tindak pidana pencucian uang.
“Kenapa kami mempersoalkan itu, karena ada Inpres Nomor 2 Tahun 2017 setiap informasi dugaan pencucian uang yang dikeluarkan PPATK, baik karena permintaan dari instansi yang bersangkutan atau karena apa inisiatif PPATK karena laporan masyarakat,” sebutnya.
“Itu begitu dikeluarkan nanti harus ada laporannya dari instansi yang bersangkutan itu menurut Inpres, feedback report-nya itu apa. Nah itu tadi ada yang belum, ada yang sudah, dan seterusnya dan seterusnya,” ujarnya dia.
(sumber: detiknews.com /red)

