



- Amsakar Achmad Lepas Ribuan Peserta Batam 10K Diikuti Pelari dari Dalam dan Luar Negeri
- Terus Ingatkan Warga, Kapolsek Bengkong Sebar Banner WhatsApp Waspada Curanmor-Sambang di Titik Rawan
- Kepala BP Batam Lepas Batam 10K 2025
- Kunjungan Sembang Petang Kapolri ke Pesantren UAS, Sinergi Ulama dan Negara
- Dorong Optimalisasi Aset, BP Batam Gelar Konsinyering Penataan dan Pengembangan Agribisnis
- DinSum Tjap Nyonya Gratis untuk Peserta Daftar Ulang Lari Batam 10K
- Kepala BP Batam: Kita Jaga Bersama Kualitas Sumber Air Baku
- Gerak Cepat Polsek Bengkong Sikat Pohon Tumbang Melintang Menutupi Ruas Jalan
- Kepala BP Batam Resmikan Pabrik Solder Stania
- Curah Hujan Tinggi, Kepala BP Batam Hentikan Aktifitas Cut and Fill di Hotel Vista
Pertalite Langka, Pegawai Terancam Tak Masuk Kantor

Keterangan Gambar : ilustrasi pengisian BBM. /net
KORANBATAM.COM - Permasalahan bahan bakar minyak jenis Pertalite sampai saat ini masih menjadi kendala di Kabupaten Kepulauan Anambas yang merupakan kabupaten termuda di Kepulauan Riau.
Bahkan, masyarakat terancam putus transportasi khususnya bagi pemilik kendaraan bermotor roda dua (R2) sebab untuk mengantar anak sekolah dan masuk kerja ke kantor pemerintahan tidak bisa karena pertalite tidak ada.
“Jangankan untuk jalan-jalan, minyak untuk antar anak ke sekolah saja tidak ada. Apalagi kalau nanti kerja, bagaimana ini. Bukan kita malas, namun tidak mungkin rasanya jalan kaki pergi ke kantor, jaraknya bukan dekat,” keluh salah seorang warga bernama Wandi, kepada media ini, Rabu (10/5/2023).
Dia menambahkan, pihak agen berjanji pada Jumat yang lalu, bahan bakar jenis Pertalite sudah masuk. Namun ketika ditunggu waktu yang dijanjikan, tidak juga ada bahan bakar minyak sehingga saat ini kalaupun harganya naik Rp20-25 ribu per botol tetap akan dibeli masyarakat.
“Kalau misalnya harga perbotol Rp25 ribu tetap akan saya beli, namun masalahnya hingga saat ini saya sudah keliling-keliling cari bahan minyak Pertalite tetap juga tidak ada. Bagaimana kita nanti untuk mengantar anak sekolah dan bekerja,” ujarnya dengan nada kesal.
Wandi berharap kepada Pemerintah Daerah (Pemda) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Anambas bisa mencarikan solusi agar permasalahan bahan bakar minyak jenis Pertalite bisa tersedia tidak seperti saat ini yang hampir terjadi setiap tahun sehingga permasalahan di masyarakat ini sangat krusial.
“Kita harusnya malu kepada kabupaten-kabupaten yang lain. Mereka aja nggak pernah yang namanya mengeluhkan masalah Pertalite, padahal mereka bukan penghasil minyak dan gas. Kita bertahun-tahun selalu mengelukan masalah minyak, kan aneh,” tandasnya.
(Tony)


