



- PLN Batam Sabet 4 Penghargaan dari ENSIA 2025
- Mengenal Sunaryo Lebih Dekat, Tiga Dekade Dedikasikan Hidupnya Melayani Energi sebagai Operator SPBU
- Even Kenduri Seni Melayu Dapat Penghargaan dari Gubernur di Hari Jadi Provinsi Kepri ke-23
- Gerakan Pangan Murah di Bengkong Batam, Polisi-Bulog Hadirkan Kembali Beras Murah
- Polsek Bengkong Bagikan Sembako buat Pengemudi Ojol
- Remaja 15 Tahun di Batuampar Batam Hamil 6 Bulan usai Disetubuhi, Pacar Jadi Tersangka
- Tabib Sakti dari Tiongkok Dibekuk Bareng 5 Rekan, Sudah Beraksi 3 TKP Incar Lansia di Kepri
- Seeracraft Batam: Olah Limbah Eceng Gondok Jadi Produk Kerajinan Bernilai Tinggi
- Aquathlon Piala Panglima TNI 2025 Sukses Digelar
- Polsek Bengkong Gelar Penyuluhan Anti Tawuran, Demo hingga Berkeliaran Malam ke SMP Negeri 30 Batam
Seeracraft Batam: Olah Limbah Eceng Gondok Jadi Produk Kerajinan Bernilai Tinggi

Keterangan Gambar : Kepala Disbudpar Batam, Drs Ardiwinata (kanan) bersama Owner Seeracraft, Siti Rahma saat bertemu belum lama ini. /Dok. Disbudpar Batam
KORANBATAM.COM - Seeracraft, sebuah Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang bergerak di bidang kerajinan anyaman berbahan dasar eceng gondok terus menunjukkan kiprahnya sebagai pelaku ekonomi kreatif di Kota Batam, Kepulauan Riau (Kepri).
Usaha yang dirintis oleh Ibu Siti Rahma sejak tahun 2019 silam ini lahir sebagai jawaban atas tantangan ketersediaan bahan baku kerajinan di Batam, yang selama ini banyak didatangkan dari luar daerah.
Dengan memanfaatkan potensi melimpah eceng gondok yang terdapat di sungai dan danau di Batam, Seeracraft berhasil menghadirkan produk kerajinan yang tidak hanya ramah lingkungan, tetapi juga memiliki daya saing di pasar lokal maupun mancanegara.
Proses produksinya pun cukup panjang, mulai dari panen, pengeringan, penganyaman hingga tahap finishing menggunakan pernis untuk menjaga kualitas produk.
“Kami ingin mengangkat eceng gondok yang selama ini dianggap sebagai limbah menjadi produk bernilai. Harapan kami, pengrajin di Batam bisa memiliki keterampilan yang lebih baik melalui program pelatihan langsung di daerah pengrajin yang sudah maju seperti di Jogja atau Salatiga. Dengan begitu, kualitas dan teknik anyaman yang kami hasilkan bisa semakin berkembang,” ungkap Siti, Owner Seeracraft, Selasa (23/9/2025).
Seeracraft saat ini memiliki tiga orang pengrajin aktif dan sudah mengikuti berbagai pameran, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Produk anyamannya bahkan sudah menembus pasar Singapura dan Malaysia.
Dukungan juga terus diberikan Pemerintah Kota (Pemkot) Batam melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar), salah satunya dengan menyediakan ruang pamer di kawasan Turi Beach setiap akhir pekan.
Kepala Disbudpar Batam, Drs Ardiwinata, yang berkesempatan mengunjungi workshop Seeracraft di Sagulung pada Sabtu (20/9/2025), menyampaikan apresiasinya atas upaya UMKM lokal yang memanfaatkan kearifan lokal.
“Kami dari Pemerintah Kota Batam mendukung penuh setiap langkah yang dilakukan pelaku usaha ekonomi kreatif. Seeracraft adalah contoh nyata bagaimana limbah bisa diolah menjadi karya yang bernilai dan berdampak ekonomi. Perlu diketahui, kerajinan anyaman eceng gondok ini masuk ke dalam salah satu dari 17 subsektor ekonomi kreatif, yaitu subsektor Kriya,” terang Ardiwinata.
Ardiwinata menambahkan, keberadaan subsektor ekonomi kreatif ini menjadi fokus pemerintah dalam mengembangkan potensi lokal.
“Dengan adanya subsektor Kriya, kita ingin agar Batam tidak hanya dikenal dengan industri besar, tetapi juga sebagai kota yang memiliki produk kreatif yang bisa menembus pasar internasional,” ujar dia.
Seeracraft berharap dukungan berkelanjutan dari pemerintah dan pemangku kepentingan lain agar pengrajin Batam dapat terus meningkatkan kualitas, memperluas pasar, sekaligus menjaga keberlanjutan lingkungan melalui pemanfaatan eceng gondok.
(iam)


