



- Deputi Bidang Investasi dan Pengusahaan BP Batam Ditunjuk Komisaris Utama Taspen
- Kepala BP Batam Lantik dr Tanto sebagai Direktur RSBP Batam
- BP Batam-Pelaku Usaha Perkuat Sinergi Regulasi JPT lewat FGD
- Samsat Anambas Beri Diskon ke Masyarakat yang Bayar Pajak
- Tanggapan dan Jawaban Bupati Anambas Pandangan Umum RPJMD 2025-2029
- PLN Batam Gelar Diskusi Publik, Jelaskan soal Penyesuaian Tarif Listrik untuk Rumah Tangga Mampu
- PWI Kepri dan Batam Ziarahi Makam Sahabat Sejawat Penuh Haru
- Segera Bergulir Juli Ini, Batam 10K Diikuti Pelari Asing dari Berbagai Negara
- Duta Besar Australia Lawatan ke Batam
- Dorong Pertumbuhan Industri, PLN Batam Hadirkan Layanan Khusus Kelistrikan
129 Orang Jalani Rehabilitasi di BNNP Kepri, Kabid Rehabilitasi BNNP Kepri: Narkoba Itu Merusak

Keterangan Gambar : dr Jimmy Wahyu Perdana Kusuma, sebagai Konselor Adiksi Ahli Muda Bidang Rehabilitasi dan juga Kepala Seksi (Kasi) Penguatan Lembaga Rehabilitasi BNNP Kepri. (Foto : ilham/KORANBATAM.COM)
KORANBATAM.COM, BATAM - 129 orang yang direhabilitasi di Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kepulauan Riau (Kepri) sepanjang Tahun 2020 hingga 2021. Sebagian diantaranya dilakukan rujuk untuk rawat inap setelah dilakukan rehabilitasi. Sementara untuk peningkatan tidak terlalu signifikan, lebih cenderung menurun, Kamis (21/1/2021).
Hal itu berdasarkan dari hasil penelitian pecandu di wilayah Kepri untuk tren-nya menurun, sejak Tahun 2019 ke Tahun 2020.
Ini disampaikan langsung oleh dr Jimmy Wahyu Perdana Kusuma, sebagai Konselor Adiksi Ahli Muda Bidang Rehabilitasi dan juga Kepala Seksi (Kasi) Penguatan Lembaga Rehabilitasi BNNP Kepri kepada KORANBATAM.COM, ketika diundang langsung oleh Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi BNNP Kepri dan juga sebagai Konselor Adiksi Ahli Madya, Melly Puspita Sari, S. Psi., Psikolog, pada Selasa (19/1/2021) sore, sekira pukul 16.00 WIB.
“Untuk 2020 itu, kita (BNN) 129 orang yang kita rehab. Sebagian itu, ada juga setelah kita rehab, kita rujuk ke rawat inap, juga ada. Kalau untuk peningkatan, ya saya rasa tidak juga, malah kayaknya lebih menurun karena memang berdasarkan penelitian juga. Pecandu di Kepri, tren-nya memang menurun,” ujar dr Jimmy, di ruang kerjanya yang beralamat di Kantor BNNP Kepri, tepatnya di Jalan Hang Jebat, KM 3 Batu Besar, Nongsa, Kota Batam, Provinsi Kepri.
Menurutnya, wilayah Kepri sudah keluar dari zona sepuluh besar pencandu narkoba.
Dikatakannya, setelah dilakukan rehabilitasi, pasien pencandu Narkotika tersebut melakukan rehabilitasi lanjutan untuk selanjutnya pasca rehap sehingga angka relapse menurun dibandingkan sebelum ada pasca rehap lebih tinggi.
“Setelah di rehap kan sekarang sudah ada yang namanya pasca rehap. Nah itu, kalau dulu, sebelum ada pasca rehap, memang angkanya cukup tinggi. Sekarang setelah ada yang namanya rehabilitasi lanjutan, dia (pasien/pencandu) dilakukan pasca rehap itu angka relapse (kekambuhan) turun. Dulu 10 yang di rehap, lima yang (5) relapse atau enam (6). Nah sekarang, 10 yang di rehap, itu tinggal dua (2) yang relapse,” jelasnya.
Angka Relapse adalah angka dimana setiap pengguna narkobanya kemungkinan untuk menggunakan lagi.
Di masa pandemi Corona Virus Disease 2019 atau yang sering disebut dengan Covid-19, pihak BNNP Kepri mengalami kesulitan. Disebabkan, dalam rehabilitasi butuh yang namanya tatap muka untuk bertemu kliennya.
Menyikapi hal itu, BNNP Kepri melakukan konseling jarak jauh dengan aplikasi video call melalui WhatsApp. Namun, setelah sesi sekian kali pertemuan melalui video call, pihak BNNP Kepri mewajibkan untuk datang langsung melakukan pengecekan langsung.
“Pasti mas, karena memang yang namanya rehabilitasi itu kan butuh tatap muka langsung dengan klien. Kesulitan disitu, kliennya juga takut, nah kita juga was-was. Akhirnya kita bikin konseling video call jarak jauh, tapi itu setelah beberapa sekian kali pertemuan, kita wajibkan juga mereka untuk datang. Jadi ada tatap mukanya juga, cuman tetap dengan Protokol Covid-19 (Kesehatan),” kata dia.
Sementara, Kabid Rehabilitasi BNNP Kepri yang juga seorang Silver Master Trainer NLP Certified dari NFNLP Florida, dan saat ini masih tercatat sebagai satu-satunya perempuan Indonesia yang mendapatkan predikat sebagai Silver Master Trainer NLP dari NFNLP Florida, Melly Puspita Sari mengatakan bahwa bahayanya akan penggunaan Narkotika karena dapat merusak masa depan bila sampai mengkonsumsi dan kecanduan berat.
“Narkoba itu merusak. Jauhi sebelum ia mengambil dan menggerus hidup kita, sehingga kita gak akan jadi apa-apa. Hanya penyesalan yang akan kita dapatkan, setelah semuanya habis, hilang dari hidup kita,” ajaknya yang juga seorang penulis buku Nationale Best Seller “The Miracle of Hug”, dengan penjualan lebih dari 6.000 buku yang diterbitkan oleh PT Gramedia.
Bagi Anda yang masih mempunyai ketergantungan dengan obat-obat terlarang Narkotika, maka segeralah datang ke tempat rehabilitasi BNNP Kepri, dijamin tidak akan ditangkap dan gratis tanpa dipungut biaya sepeserpun.
Anda bisa langsung menghubungi nomor Hotline Rehabilitasi BNNP yakni di Nomor: +628116668870
(ilham)


