Jalin Kerja Sama, Dinas Perpustakaan Kabupaten Inhu Kunjungi Museum Batam
KORANBATAM.COM 26 Okt 2023, 18:14:42 WIB
PARIWISATA
Jalin Kerja Sama, Dinas Perpustakaan Kabupaten Inhu Kunjungi Museum Batam

Keterangan Gambar : Rombongan Dinas Perpustakaan Kabupaten Inhu saat berkunjung ke Museum Batam Raja Ali Haji, Batam Center, Batam, Kepulauan Riau, Kamis (26/10/2023). /Disbudpar Batam


KORANBATAM.COM - Sejak Museum Batam Raja Ali Haji dibuka (soft opening) pada 18  Desember 2020 lalu, museum yang berlokasi di Dataran Engku Putri, Batam Center banyak mendapat perhatian dari berbagai pihak. Salah satunya dari Dinas Perpustakaan Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu) yang ingin menjalin kerja sama dengan Museum Batam Raja Ali Haji.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Perpustakaan Kabupaten Inhu, Venisa Dwipa Sari saat berkunjung ke Museum Batam Raja Ali Haji, Kamis (26/10/2023).

Ia mengatakan, di samping ingin melihat berbagai koleksi museum, kunjungan ke Museum Batam Raja Ali Haji untuk menambah khasanah arsip statis budaya Melayu dan arsip Kerajaan Indragiri pada kegiatan pemberdayaan kapasitas unit kearsipan dan lembaga kearsipan daerah kabupaten/kota yang berlangsung pada tanggal 25 hingga 27 Oktober 2023.

“Kami sebetulnya lagi proses mengembangkan dinas kami (Dinas Perpustakaan), ruangannya pameran tentang kerajaan Melayu,” katanya.

Ia berharap kegiatan ini dapat berlanjut dengan terjalinnya kerja sama antara Dinas Perpustakaan Kabupaten Inhu dengan Museum Batam Raja Ali Haji.

“Harapannya kami datang ke sini lagi bisa dilanjuti dengan penandatanganan MoU (Memorandum of Understanding),” pintanya.

Sebelum melakukan kunjungan, ia mendapat informasi tentang Museum Batam Raja Ali Haji melalui media sosial. Tak hanya itu, keberadaan museum ini dekat dengan Kabupaten Inhu.

“Kami memilih Museum Batam Raja Ali haji karena kami mendengar museum ini melalui media. Bahwa kami dengar sudah ada museum yang terkenal yang isinya masa-masa kerajaan dan lokasinya dekat dengan kami,” terangnya.

Kunjungan Dinas Perpustakaan Kabupaten Inhu disambut oleh Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Museum Batam Raja Ali Haji, Senny Thirtywani.

Didampingi Staff dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam, Raja Zulkarnain, Senny menunjukkan tentang koleksi khazanah Riau Lingga serta menunjukkan peta keresidenan Riau bagian Propinsi Sumatra Tengah (1945-1958).

Senny menginformasikan, Batam merupakan kota pariwisata, wisata sejarah menjadi destinasi alternatif bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Batam memiliki sejarah panjang yang patut dilestarikan.

Sejarah peradaban Batam dimulai sejak zaman Kerajaan Riau Lingga, Belanda, Temenggung Abdul Jamal (TAJ), Jepang, masa Kemerdekaan Indonesia, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kepulauan Riau (Kepri), Otorita Pertama, era BJ Habibie, Kota Administratif, masuk Sejarah Astaka, Khazanah Melayu dan infrastruktur atau era Batam sekarang.

“Museum bersifat universal, selain sejarah Melayu yang digambarkan ada cerita sejarah lainnya yang ada di museum seperti cerita Belanda dan Jepang. Catatan sejarah disajikan melalui foto lengkap dan narasinya. Selain itu terdapat koleksi museum seperti, perahu jong, batik Batam, tanjak, alat musik Melayu dan sebagainya,” katanya.

Kepala Disbudpar Batam, Ardiwinata mengatakan, Museum Batam Raja Ali Haji hadir sebagai terobosan untuk mendongkrak pariwisata Batam.

Museum Batam Raja Ali Haji meraih sertifikat tipe B dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan (Kemendikbud), Riset dan Teknologi (Ristek). Sertifikat ini penanda bahwa Museum Batam Raja Ali Haji telah memenuhi standar kelayakan menjadi destinasi wisata sejarah Batam.

“Wisata sejarah bisa membawa wisatawan bernostalgia ke masa lampau. Koleksi Museum Batam Raja Ali Haji mengenalkan bahwa Batam bukanlah kota yang diciptakan. Cikal bakal Batam sudah ada sejal era Kerajaan Riau Lingga,” kata Ardi, demikian sapaannya.

Selain untuk warga Batam dan Kepri, pengenalan museum juga menyasar turis asing seperti Singapura dan Malaysia. Sebab Singapura dan Malaysia bisa dikatakan memiliki ikatan sejarah yang erat dengan Batam.

Tantangan ke depan, bagaimana menambah benda-benda koleksi museum. Saat ini, tim dari Disbudpar Batam juga terus mencari benda-benda bersejarah untuk dijadikan koleksi museum.

“Sangat diperlukan kerja sama dan partisipasi masyarakat maupun komunitas yang mengetahui atau menyimpan koleksi benda-benda peninggalan sejarah di bumi Melayu Batam dan Kepri untuk berkenan menyumbangkannya ke museum. Sehingga benda-benda peninggalan tersebut bisa dikenal luas oleh masyarakat dan menjadi bahan edukasi bagi generasi muda kita nanti,” terangnya. (***)




- -
Komentar Facebook

Komentar dengan account Facebook

;