



- Polri Angkatan 2001 Santuni Anak Yatim Panti Asuhan At-Taqwa
- Pemkab Anambas Gelar Pasar Murah, Sediakan 400 Sak Beras dan Komoditas Pokok Harga Terjangkau
- Malam Apresiasi Tahun 2025: Melayu Diri, Penguat Karakter sebagai Cerminan Pendidikan
- Sekolah Rakyat: Komitmen Pemerintah Tingkatkan Kualitas Pendidikan yang Inklusif dan Merata
- BP Batam Jadi Narasumber Pembekalan KKN
- Hadapi Cuaca Ekstrem, Bupati Aneng Minta Seluruh Pihak Siaga dan Perkuat Ketahanan Pangan
- Bupati dan Wabup Kepulauan Anambas Kunjungi SKK Migas Sumbagut, Bahas Penguatan Program Masyarakat
- Harper Premier Nagoya Batam Raih Prestasi di Art of Hospitality 2025
- 16 Koleksi Museum Batam Raja Ali Haji Ditampilkan pada Seminar Kajian di Gedung LAM
- Hari Bakti TNI AU ke-78, Kepala BP Batam Buka Festival Mancing Ngarong V
16 Koleksi Museum Batam Raja Ali Haji Ditampilkan pada Seminar Kajian di Gedung LAM

Keterangan Gambar : Kepala UPTD Museum Batam Raja Ali Haji, Senny Thirtywani menunjukkan salah satu koleksi yang dimiliki Museum Batam Raja Ali Haji pada agenda seminar Kajian di gedung LAM Batam Center, Batam, Kepulauan Riau, Senin (21/7/2025). /Disbudpar Batam
KORANBATAM.COM - Gedung Lembaga Adat Melayu (LAM) Batam Center hari ini, Senin (21/7/2025) menjadi saksi penyelenggaraan seminar Kajian Koleksi Museum Batam Raja Ali Haji.
Hal ini sebuah kegiatan rutin edukasi yang diselenggarakan oleh Unit Pelayanan Terpadu Dinas (UPTD) Museum Batam Raja Ali Haji di bawah naungan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disbudpar) Batam.
Seminar ini dihadiri oleh 50 peserta yang terdiri dari para guru sejarah, pelaku seni, dan pegiat budaya Batam.
Tujuan utama kegiatan ini adalah untuk memperkenalkan dan mendalami makna di balik koleksi museum kepada masyarakat luas.
Acara dibuka oleh Kepala Disbudpar Batam, Ardiwinata dengan untaian pantun khas Melayu:
“Kalau asap sudah mengepul, tentulah awan menjadi kelabu.
Kalau pencinta museum sudah berkumpul, tentulah sejarah dan budaya Melayu semakin maju”.
Ungkapan tersebut menjadi harapan akan kemajuan museum dan pelestarian budaya Melayu melalui forum edukatif seperti seminar ini.
Dalam sambutannya, Ardiwinata menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam pelestarian warisan budaya melalui museum.
Ia juga menekankan pentingnya peran museum sebagai media pembelajaran lintas generasi.
“Melalui kajian koleksi seperti ini, kita tidak hanya mengenang sejarah, tetapi juga menanamkan nilai-nilai budaya kepada generasi muda. Museum bukan sekadar tempat menyimpan benda-benda lama, melainkan ruang hidup yang terus menghidupkan semangat kebudayaan Melayu,” ucapnya kepada KoranBatam.
Kepala UPTD Museum Batam Raja Ali Haji, Senny Thirtywani dalam sambutannya menekankan bahwa, kegiatan ini rutin dilakukan untuk membuka ruang edukasi dan informasi.
Pada kesempatan ini, ditampilkan 16 dari total 83 koleksi museum, dipilih khusus untuk dikaji secara mendalam.
Seminar dipandu oleh Raja Zainudin dan menghadirkan lima narasumber yang membedah berbagai koleksi bersejarah dan budaya:
- Alimun - Membahas Jong dan Kapal Malaka’s Welvaren.
- Diansyah - Membahas Pahar, Semberip, Tepak Sirih, Belanga, dan Kaki Dian.
- Raja Muhammad Zen - Membahas Lilin Sambang Kupi, Ketor, dan Embat-Embat.
- Raja Marsarah - Membahas Tudung Manto, Baju Kurung Tulang Belut, dan Tekat.
- Muhammad Zen - Membahas Nasi Besar, Tanjak dan Bangkeng.
Kegiatan berlangsung dari pagi hingga siang hari, ditutup dengan sesi tanya jawab yang berjalan interaktif.
Sebagai bentuk apresiasi, peserta yang mengikuti hingga akhir acara menerima souvenir tanjak dan sertifikat keikutsertaan.
(iam)


