



- Kredit Macet, Kooperatif, Pengeroyokan dan Damai: Debitur di Batam Ini Malah Digugat Leasing Adira Finance ke Pengadilan
- Setelah Dubes Australia, Saatnya Uni Emirat Arab Kunjungi Batam
- Deputi Bidang Investasi dan Pengusahaan BP Batam Ditunjuk Komisaris Utama Taspen
- Kepala BP Batam Lantik dr Tanto sebagai Direktur RSBP Batam
- BP Batam-Pelaku Usaha Perkuat Sinergi Regulasi JPT lewat FGD
- Samsat Anambas Beri Diskon ke Masyarakat yang Bayar Pajak
- Tanggapan dan Jawaban Bupati Anambas Pandangan Umum RPJMD 2025-2029
- PLN Batam Gelar Diskusi Publik, Jelaskan soal Penyesuaian Tarif Listrik untuk Rumah Tangga Mampu
- PWI Kepri dan Batam Ziarahi Makam Sahabat Sejawat Penuh Haru
- Segera Bergulir Juli Ini, Batam 10K Diikuti Pelari Asing dari Berbagai Negara
Update Pergeseran Warga Rempang, 86 KK Telah Menempati Hunian Sementara

Keterangan Gambar : M. Yusuf, warga Desa Pasir Merah memberikan jempol saat menempati hunian sementara program Rempang Eco-City, Kamis (7/12/2023). /BP Batam
KORANBATAM.COM - Jumlah warga Rempang yang telah menempati hunian sementara kembali bertambah menyusul pergeseran terhadap tiga Kepala Keluarga (KK) pada Kamis (7/12/2023).
M. Yusuf (62 tahun), warga Desa Pasir Merah mengatakan bahwa, kesediaannya untuk bergeser merupakan bentuk dukungan terhadap percepatan investasi Rempang Eco-City.
Yusuf yakin, proyek yang masuk dalam daftar Program Strategis Nasional (PSN) tersebut akan memberikan dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Batam. Khususnya bagi masyarakat Rempang.
“Saya sudah lama di sini (Desa Pasir Merah) dan harus diakui bahwa Rempang memang membutuhkan pembangunan agar lebih maju,” ujarnya.
Tidak hanya itu, lanjut Yusuf, investasi yang hadir nantinya bakal membuka kesempatan kerja untuk pemuda tempatan. Hal tersebut juga membuka peluang untuk generasi muda agar dapat hidup lebih baik ke depannya.
“Program yang dikemukakan oleh Badan Pengusahaan (BP) Batam sangat baik untuk perkembangan dan pembangunan Rempang. Dengan adanya pembangunan, ekonomi pun bisa lebih baik,” katanya.
Sementara, Kepala BP Batam, Muhammad Rudi mengatakan bahwa, pihaknya terus berupaya untuk mempercepat realisasi investasi di Rempang.
Hingga saat ini, kata Rudi, total warga yang sudah bergeser ke hunian sementara pun sebanyak 86 KK.
Orang nomor satu di Batam tersebut menegaskan bahwa keberhasilan BP Batam untuk meyakinkan masyarakat tak terlepas dari pendekatan persuasif yang dilakukan selama sosialisasi berlangsung.
"BP Batam diberikan tugas bagaimana agar investasi ini bisa terselesaikan. Momentum pembangunan Rempang ini juga akan berdampak pada perekonomian masyarakat di sana,” ujar dia.
Sebagai mesin ekonomi baru di Indonesia, lanjut Rudi, program Rempang Eco-City juga menjadi momentum kebangkitan ekonomi daerah ke depannya.
“Hingga saat ini, pergeseran terhadap warga yang terdampak pengembangan pun masih terus dilakukan,” pungkasnya. (***)


