 
    
     
    
     
    
     
    
     
    
    - Pengurus Dokumen dan Penginapan 4 PMI Ilegal ke Kamboja di Bengkong Batam Diupah Rp120 Ribu Per Kepala
- Disbudpar Pimpin Klasemen Sementara Perolehan Mendali pada HUT Korpri ke-54 Pemkot Batam
- Batam Sea Eagle Boat Race 2025: Pertandingankan 2 Katagori Umum dan Instansi
- Batam-Singapura Bahas Kelanjutan Kerja Sama Kawasan Industri Berkelanjutan
- PermanaNET Siap Dorong Inovasi Digital, Konektivitas Pintar dan Kolaborasi Strategis menuju Batam Smart City 2026
- Macan Bengkong Gagalkan Pengiriman 4 Calon PMI Ilegal di Batam, 1 Pengurus Ditangkap
- Tingkatkan Tata Kelola Kelembagaan, BP Batam Susun Strategi Pencapaian Maturity Rating dan Operasionalisasi BIOS
- SWARA Batam Gelar One Day With SWARA, Cetak Talenta Muda Mahir Public Speaking
- PLN Batam Laksanakan Program BPBL Berbagi Cahaya Wujudkan Harapan dan Menebar Berkah
- Pertamina Sumbagut Jalin Sinergi dengan Kejati Kepri
Progres Rempang Eco-City, Jumlah Warga Bergeser ke Hunian Sementara Terus Bertambah 
  
                        		
	                        
Keterangan Gambar : Pergeseran warga terdampak pembangunan Rempang Eco-City asal Desa Sei Raya, Kamis (29/8/2024). /BP Batam
KORANBATAM.COM - Badan Pengusahaan (BP) Batam kembali memfasilitasi pergeseran terhadap dua Kepala Keluarga (KK) yang terdampak pembangunan Rempang Eco-City asal Desa Sei Raya, Kamis (29/8/2024).
Jumlah tersebut menambah total warga Rempang yang telah bergeser ke hunian sementara menjadi sebanyak 189 KK.
Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait mengatakan bahwa, keputusan warga untuk bergeser merupakan bentuk dukungan terhadap realisasi proyek Rempang Eco-City.
Dengan harapan, pengembangan Kawasan Rempang sebagai mesin ekonomi baru di Indonesia mampu memberikan kesejahteraan terhadap masyarakat tempatan.
“Pada prinsipnya, BP Batam akan terus berupaya maksimal agar proyek ini bisa berjalan maksimal,” ujar Tuty, panggilan akrabnya.
Tuty menegaskan, BP Batam menjamin hak warga yang telah bergeser ke hunian sementara. Dimana, pihaknya akan memberikan biaya santunan sewa rumah sebesar Rp1,2 juta untuk tiap KK.
Di samping itu, BP Batam juga memberikan santunan biaya hidup senilai Rp1,2 juta per jiwa.
“Oleh sebab itu, masyarakat tidak perlu khawatir terkait hak mereka. Sesuai arahan Kepala BP Batam, hak-hak masyarakat jangan sampai terabaikan,” imbuhnya.
Sementara, warga Desa Sei Raya, Alowadodo mendukung penuh rencana investasi di Kawasan Rempang.
Menurutnya, program strategis nasional (PSN) ini dapat memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian daerah dan masyarakat.
“Kita harus mendukung. Untuk masyarakat yang lain, saya berharap juga dapat mendukung kebijakan pemerintah yang ingin memajukan daerah kita,” ujarnya.
Ia merasa bersyukur, pemerintah melalui BP Batam telah memberikan perhatian terhadap seluruh warga yang terdampak pengembangan Rempang.
“Kami bersyukur karena pemerintah sudah memberikan fasilitas seperti biaya hidup dan uang sewa rumah,” pungkasnya. (*)
 
			
					 ▴-▴
                                					  ▴-▴ ▴-▴
                                					  ▴-▴
				
				
				 

 
                        			























































































