



- Pejabat Tingkat III dan IV di BP Batam Dilantik, Formasi Memajukan Daerah
- Paparan PLN Batam soal Penyesuaian Tarif Listrik 1,43 persen untuk Rumah Tangga Mewah dan Pemerintah ke Masyarakat
- Hotel Harris ke-4 di Nagoya Thamrin Sudah Mulai Terima Tamu, Ada 240 Kamar
- Kredit Macet, Kooperatif, Pengeroyokan dan Damai: Debitur di Batam Ini Malah Digugat Leasing Adira Finance ke Pengadilan
- Setelah Dubes Australia, Saatnya Uni Emirat Arab Kunjungi Batam
- Deputi Bidang Investasi dan Pengusahaan BP Batam Ditunjuk Komisaris Utama Taspen
- Kepala BP Batam Lantik dr Tanto sebagai Direktur RSBP Batam
- BP Batam-Pelaku Usaha Perkuat Sinergi Regulasi JPT lewat FGD
- Samsat Anambas Beri Diskon ke Masyarakat yang Bayar Pajak
- Tanggapan dan Jawaban Bupati Anambas Pandangan Umum RPJMD 2025-2029
Sepi Pembeli, Pedagang Pasar TPID Batam Mengeluh

Keterangan Gambar : Kondisi pasar TPID Grand Niaga Mas Batam Center masih sepi pengunjung ( Foto: ilham)
KORANBATAM.COM, Batam - Pasar TPID Batam yang berlokasi di Pasar Grand Niaga Mas Batam Center ini adalah yang kedua di Indonesia. Sebelumnya sudah ada di Yogyakarta. pembentukan pasar TPID ini merupakan inovasi daerah sesuai arahan Wali Kota Batam, Muhammad Rudi yang diresmikan pada bulan lalu tepatnya Sabtu (21/9/2019), sampai saat ini masih sepi dan memprihatinkan.
Beberapa pedagang mulai mengeluh kondisi tersebut dan menyebut pasar tersebut mirip kuburan saking sepinya. Para pedagang pun mengaku kesepian akibat pembeli tidak kunjung datang.
"Lihat saja kondisinya pak, hari-hari ya kayak gini, sepi pembeli," ujar Pricis seorang pedagang ikan dan ayam, Rabu (27/11/2019).
"Bahkan hari Sabtu dan Minggu juga tidak seberapa pengunjungnya,"katanya.
Selain itu tambahnya Pricis, kata pembeli saat belanja dipasar TPID ini, kurang lengkap jadi harus cari dipasar lain yang lebih lengkap. Apalagi, pasar ini telah dikategorikan sebagai "Pasar Milik Pemerintah" namun, pengembangan signifikan dari segi pengunjung juga tidak terlalu berpengaruh.
Hal senada yang sama diucapkan Eni penjual pecel sayur didalam pasar. "Kalau kondisinya seperti ini saya hengkanglah pak, mau pindah. Ya mau gimana lagi, tidak bisa nutupi modal saya," ujarnya.
Hal serupa yang disampaikan oleh Saut Sinaga yang tergabung di komoditas Sayur, Bawang, dan Cabe.
"Sebulan saja ramainya pak, setelah itu ya kondisinya sangat memprihatinkan," keluhnya.
Harapan kedepannya, dari para pedagang harus dipromosikan keluar, agar warga Batam mau belanja dipasar ini dan biar bisa hidup dan kembali ramai. (ilham/PR)


