



- Tokoh Masyarakat di Bengkong Ajak Seluruh Komponen Jaga Kerukunan-Stabilitas Wilayah
- Tak Usah Khawatir, Mental Health Dijamin BPJS Kesehatan
- Listrik di Tanjung Piayu Padam, PLN Batam Jelaskan Penyebabnya
- Siswa Dikreg Seskoal Angkatan ke-65 Laksanakan Audiensi ke Kodaeral IV, Ini yang Dibahas
- Kepala BP Batam Tegaskan Anggaran 2026 untuk Pembangunan Infrastruktur, Ekonomi dan Kesehatan
- Polsek Bengkong Berbagi dengan Anak Yatim di Pondok Pesantren Al Fatah
- Ardiwinata: Pelaksanan Perwako HPI Berjalan Baik dan Aman
- Pertumbuhan Ekonomi Positif 6,66 Persen, Batam Rantai Pasok Ekonomi dan Investasi yang Inklusif
- Minggu Kasih, Polsek Bengkong Berkunjung ke Gereja Katolik Santo Damean
- Direktur Keuangan Pertamina Patra Niaga Tinjau Fuel Terminal Batam dan AFT Hang Nadim
Sepi Pembeli, Pedagang Pasar TPID Batam Mengeluh

Keterangan Gambar : Kondisi pasar TPID Grand Niaga Mas Batam Center masih sepi pengunjung ( Foto: ilham)
KORANBATAM.COM, Batam - Pasar TPID Batam yang berlokasi di Pasar Grand Niaga Mas Batam Center ini adalah yang kedua di Indonesia. Sebelumnya sudah ada di Yogyakarta. pembentukan pasar TPID ini merupakan inovasi daerah sesuai arahan Wali Kota Batam, Muhammad Rudi yang diresmikan pada bulan lalu tepatnya Sabtu (21/9/2019), sampai saat ini masih sepi dan memprihatinkan.
Beberapa pedagang mulai mengeluh kondisi tersebut dan menyebut pasar tersebut mirip kuburan saking sepinya. Para pedagang pun mengaku kesepian akibat pembeli tidak kunjung datang.
"Lihat saja kondisinya pak, hari-hari ya kayak gini, sepi pembeli," ujar Pricis seorang pedagang ikan dan ayam, Rabu (27/11/2019).
"Bahkan hari Sabtu dan Minggu juga tidak seberapa pengunjungnya,"katanya.
Selain itu tambahnya Pricis, kata pembeli saat belanja dipasar TPID ini, kurang lengkap jadi harus cari dipasar lain yang lebih lengkap. Apalagi, pasar ini telah dikategorikan sebagai "Pasar Milik Pemerintah" namun, pengembangan signifikan dari segi pengunjung juga tidak terlalu berpengaruh.
Hal senada yang sama diucapkan Eni penjual pecel sayur didalam pasar. "Kalau kondisinya seperti ini saya hengkanglah pak, mau pindah. Ya mau gimana lagi, tidak bisa nutupi modal saya," ujarnya.
Hal serupa yang disampaikan oleh Saut Sinaga yang tergabung di komoditas Sayur, Bawang, dan Cabe.
"Sebulan saja ramainya pak, setelah itu ya kondisinya sangat memprihatinkan," keluhnya.
Harapan kedepannya, dari para pedagang harus dipromosikan keluar, agar warga Batam mau belanja dipasar ini dan biar bisa hidup dan kembali ramai. (ilham/PR)


