



- BP Batam Dorong Peningkatan Kompetensi Pegawai, Ciptakan Birokrasi Adaptif dan Responsif
- Business Gathering BP Batam: Sosialisasikan Terobosan Regulasi untuk Kemudahan Investasi
- Libur Maulid Nabi, Pertamina Patra Sumbagut Tambah Pasokan Tabung Gas Melon di Kepri
- Polsek Bengkong Buka Lebar Komunikasi dengan Masyarakat lewat Jumat Curhat
- LAM Satukan Ormas-Paguyuban, Kompak Jaga Batam Tetap Aman dan Damai
- Polisi Bersihkan Pohon Tumbang Halangi Jalan di Batuampar-Batam
- Pesan Penting saat Kapolsek Bengkong Jadi Pembina Upacara di Sekolah SMAN 8 Batam
- Kejuaraan Amsih HHRMA DPD Kepri Badminton Championship 2025: Harper Premier Nagoya Batam Raih Juara 1 dan 3
- Polsek Bengkong Gelar Dialog dengan Seluruh Elemen Masyarakat
- Tanpa Persiapan Matang, Disbudpar Raih Prestasi di Lomba Gerak Jalan HUT RI se-Batam
Sirajudin Nur Sayangkan Dinas Pendidikan Kepri Tak Maksimal Rekrut PPPK Guru

Keterangan Gambar : Anggota Komisi IV DPRD Provinsi Kepri, Sirajudin Nur. /Antara
KORANBATAM.COM - Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Sirajudin Nur menyayangkan Pemerintah Provinsi (Pemprov)!Kepri yang tidak mengoptimalkan kuota Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) tahun 2022.
Menurutnya, keputusan Pemprov Kepri hanya mengajukan 718 formasi dari total kebutuhan 3.064 menjadi pertanda minimnya perhatian Gubernur Provinsi Kepri, Ansar Ahmad terhadap isu pendidikan.
“Kita prihatin jika masalah kekurangan guru ini tidak dimaksimalkan penyelesaiannya,” katanya, Sabtu (1/10/2022).
Politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menerangkan, rendahnya perhatian Gubernur itu juga tampak dari minimnya postur anggaran pendidikan.
Ia mengungkapkan, di Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Perubahan 2022, Pemprov Kepri melakukan refocusing anggaran Dinas Pendidikan (Disdik) sebesar Rp12,6 miliar yang diperuntukkan di luar urusan pendidikan.
“Sejak beberapa tahun, masalah kekurangan sarana prasarana (Sarpras), kekurangan guru, pemerataan kualitas pendidikan, tidak diberi porsi anggaran yang memadai dari APBD,” ungkapnya.
Politisi PKB itu menyampaikan, dalam rapat kerja bersama Disdik, ia sudah acapkali meminta agar isu kekurangan guru dan pemerataan sarana prasarana menjadi prioritas. Namun, usulan itu tak kunjung diakomodir.
“Kita mengerti keterbatasan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) ini karena pagu anggarannya disesuaikan dengan kebijakan prioritas kepala daerah. Jadi kalau kepala daerah menganggap isu pendidikan ini harus segera diselesaikan dan mendesak, saya kira anggaran untuk pembiayaan guru PPPK akan disediakan,” jelasnya.
Sirajudin pun meminta agar Gubernur Ansar menjadikan isu pendidikan sebagai program prioritas, bukan hanya pembangunan infrastruktur semata.
“Lihat contoh pembangunan infrastruktur, anggarannya fantastis, sampai berhutang ke PT. SMI saja bisa. Proyek Gurindam 12 terdahulu sampai Rp400 miliar juga bisa di biayai,” ucapnya.
Anggota DPRD Kepri 2 periode itu pun berharap, agar Pemprov Kepri memaksimalkan kuota PPPK guru tahun 2022 sebagai wujud kepedulian Gubernur Ansar terhadap pendidikan.
“Jadi sekali lagi, ini soal komitmen dan political action. Kita minta agar formasi guru PPPK ini agar dimaksimalkan usulannya. Masa iya cuma 23 persen yang diusulkan dari kebutuhan,” harapnya.
Sebelumnya, Kepala Disdik Kepri, Andi Agung menyampaikan bahwa, minimnya anggaran menjadi alasan Pemprov Kepri tidak mengoptimalkan usulan formasi PPPK guru.
“Anggaran juga tidak mesti sekaligus. Kita pun ajukan banyak-banyak pasti di cut juga,” ujarnya.
(meutiaranews.co/red)

