



- Tanggapan dan Jawaban Bupati Anambas Pandangan Umum RPJMD 2025-2029
- PLN Batam Gelar Diskusi Publik, Jelaskan soal Penyesuaian Tarif Listrik untuk Rumah Tangga Mampu
- PWI Kepri dan Batam Ziarahi Makam Sahabat Sejawat Penuh Haru
- Segera Bergulir Juli Ini, Batam 10K Diikuti Pelari Asing dari Berbagai Negara
- Duta Besar Australia Lawatan ke Batam
- Dorong Pertumbuhan Industri, PLN Batam Hadirkan Layanan Khusus Kelistrikan
- CIMB Niaga Gelar Festival Musik Sunset 2 Hari di Kebun TMII Jakarta
- PLN Batam Siap Laksanakan Kebijakan Tarif dari Pemerintah Mulai 1 Juli 2025
- Penemuan Batu Bata Bersejarah di Dapur Arang Batam
- Istri di Bengkong Polisikan Suami gegara Cabuli Putri Pertamanya Sendiri
Siswa SD Negeri 001 Belakang Padang Antusias Ikuti Museum Batam ke Sekolah

Keterangan Gambar : Pelajar SD Negeri 001 Belakang Padang antusias mengikuti kegiatan Museum Batam Raja Ali Haji ke sekolah, Senin (28/8/2023). /Disbudpar Batam
KORANBATAM.COM - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam kembali menggelar kegiatan Museum Batam Raja Ali Haji ke sekolah. Kegiatan tersebut berlangsung di Sekolah Dasar (SD) Negeri 001 Belakang Padang, Senin (28/8/2023).
Kepala Sub Bagian (Kasubag) Tata Usaha (TU) Museum Batam Raja Ali Haji, Muhammad Irzal mengatakan, kunjungan museum ke SD Negeri pertama di Batam ini digelar dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) yang ke-78 Republik Indonesia (RI).
“Museum Batam Raja Ali Haji ke Sekolah kali ini ke SD Negeri 001 Belakang Padang, karena spesial hari kemerdekaan,” sebut Irzal.
Adapun narasumber kegiatan ini, Edi Sutrisno yang juga sebagai Direktur Eksekutif Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Batam sekaligus anggota dari Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Batam.
Dalam kunjungan tersebut, disampaikan tentang Belakang Padang yang banyak menyimpan banyak sejarah. Salah satunya meriam dari Belakang Padang yang kini menjadi koleksi Museum Batam Raja Ali Haji.
Sebagai informasi, meriam ini di bawa dari Pulau Buluh ke Belakang Padang, pada masa Camat Mustafa dan diletakkan di Kantor Camat itu sekira dekade 1980-an.
Saat kepemimpinan Camat Said Hasyim tahun 1992 silam, meriam ini dipindahkan ke Pulau Sekanak. Sejak saat itu meriam bersejarah ini kokoh mengapit tiang Bendera Merah Putih Kantor Kecamatan Belakang Padang.
Di penghujung tahun 2020 lalu, masyarakat Belakang Padang menyerahkan meriam ke Museum Raja Ali Haji. Lanjut dia, dalam kegiatan itu siswa antusias mengikuti kegiatan.
“Anak-anak dibuat nyaman mengikuti, di sela-sela penjelasan narasumber diberikan game menarik biar anak-anak lebih rileks,” ujarnya.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Museum Batam Raja Ali Haji, Senny Thirtywani menyebutkan bahwa, kegiatan tersebut merupakan kegiatan rutin yang dilakukan Disbudpar Batam untuk membumikan museum kepada pelajar di Kota Batam.
“Museum Batam Raja Ali Haji akan terus melakukan promosi museum ke sekolah supaya museum lebih dekat dengan hati masyarakat,” ujarnya.
Ia menyampaikan, museum sebagai tempat belajar selain di dalam kelas karena banyak yang bisa dipelajari mulai dari melihat koleksi, dan mendapat informasi dari tour guide museum.
Lanjut Senny, Museum Batam Raja Ali Haji ini menampilkan peradaban Batam mulai dari kerajaan Riau Lingga hingga infrastruktur Batam.
“Banyak hal yang bisa didapat dari museum, tak hanya melihat juga bisa belajar,” imbuhnya.
Terpisah, Kepala Disbudpar Batam, Ardiwinata menuturkan, Museum Batam Raja Ali Haji hadir sebagai terobosan untuk mendongkrak pariwisata Batam.
Museum Batam Raja Ali Haji meraih sertifikat tipe B dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek). Sertifikat ini penanda bahwa Museum Batam Raja Ali Haji telah memenuhi standar kelayakan menjadi destinasi wisata sejarah Batam.
“Wisata sejarah bisa membawa wisatawan bernostalgia ke masa lampau. Koleksi Museum Batam Raja Ali Haji mengenalkan Batam bukanlah kota yang diciptakan. Cikal bakal Batam sudah ada sejal era Kerajaan Riau Lingga,” kata Ardi, demikian disapa.
Selain untuk warga Batam dan Kepulauan Riau (Kepri), pengenalan museum juga menyasar turis asing seperti Singapura dan Malaysia. Sebab Singapura dan Malaysia bisa dikatakan memiliki ikatan sejarah yang erat dengan Batam.
Tantangan ke depan, bagaimana menambah benda-benda koleksi museum. Saat ini, tim dari Disbudpar Batam juga terus mencari benda-benda bersejarah untuk dijadikan koleksi museum.
“Sangat diperlukan kerja sama dan partisipasi masyarakat maupun komunitas yang mengetahui atau menyimpan koleksi benda-benda peninggalan sejarah di bumi Melayu Batam dan Kepri, untuk berkenan menyumbangkannya ke museum. Sehingga benda-benda peninggalan tersebut bisa dikenal luas oleh masyarakat dan menjadi bahan edukasi bagi generasi muda kita nanti,” tutupnya. (***)


