



- Sambut HUT Kemerdekaan RI ke-80, PLN Batam Beri Diskon Tambah Daya 80 Persen
- Blok Hunian Narapidana Rutan Batam Digeledah Tim Gabungan, Cari Barang Terlarang-Tes Urine
- ILucent Aesthetic Clinic Buka Cabang Kedua di Batam, Ada Treatment Terbaru hingga Promo Spesial
- Batam Bersholawat Bersama Az Zahir, Meriahkan Milad Majelis Dzikir Husnul Khotimah hingga HUT ke-80 RI
- Bajafash 2025 Hadirkan Vina Panduwinata dan Panggung Jazz Tema Peranakan di Batam
- Hotel Harper Premier Nagoya Batam Rayakan Satu Tahun Beroperasi Bertajuk One Year of Warmth & Excellence
- Kapolres Anambas Kunjungi Lanudal Palmatak, Perkuat Sinergitas TNI-Polri di Perbatasan Utara Kepri
- BP Batam Luncurkan Inovasi MANTAB, Atasi Pengangguran dan Perkuat Daya Saing SDM
- Polresta Barelang Gelar Gerakan Pangan Murah di Polsek Bengkong, Langkah Ringankan Beban Masyarakat
- Museum Batam Mendatangkan Peneliti Melayu asal Singapura sebagai Penyampai Materi Koleksi
Berpuisi saat Acara Bulan Bahasa dan Sastra, Amsakar Kirim Pesan-pesan Sosial

Keterangan Gambar : Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad (kemeja putih) pada acara pembukaan lomba menulis dan membaca puisi di auditorium BCS Mall, Kamis (26/10/2023). /Pemko Batam
KORANBATAM.COM - Wakil Wali Kota Batam, Amsakar Achmad memukau tamu undangan dan pengunjung Batam City Square (BCS) Mall saat membawakan dua puisi pada pembukaan lomba menulis dan membaca puisi di auditorium BCS Mall, Kamis (26/10/2023) siang.
Adapun puisi-puisi yang dibawakan Amsakar, yakni Kidung si Dodoi (Amboi Emak Oi) dan Sejarah yang Tak Terbaca.
Pentas sastra ini ditaja MGMP Bahasa dan Sastra Indonesia tingkat SMA/MA Sederajat Batam dalam rangka peringatan Bulan Bahasa dan Sastra Tahun 2023.
Dalam puisi Amboi Emak Oi, Amsakar mengingatkan seluruh pihak untuk sejenak berkontemplasi merenung memastikan perjalanan bangsa ini kita arahkan ke hal yang lebih positif.
Sementara, Sejarah yang Tak Terbaca setidaknya menggambarkan sosiokultural di Batam yang mengalami perubahan yang luarbiasa dan mungkin, menurutnya, tak terpikirkan oleh pemuka atau tokoh terdahulu.
“Namun substansinya, kedua puisi ini menggelitik nilai rasa saya untuk saya bacakan di depan bapak ibu guru (peserta),” imbuh Amsakar saat diwawancarai pewarta.
Jauh hari, sebelum kini diamanahi sebagai Wakil Wali Kota, Amsakar telah lama dikenal sebagai sastrawan. Khalayak mengenalnya sebagai Penyair 1/2 Jadi.
Bahkan, kedua puisi yang ia bawakan tersebut, tertulis bersama puluhan puisi lainnya dalam buku berjudul Puisi Sungsang, Penyair 1/2 Jadi.
Sebelumnya, dalam sambutannya, Amsakar menyebutkan bahwa, sastra tak terkecuali puisi, dapat memberi sentuhan pada ranah emosional dan spiritual dan akhirnya menjadi penyeimbang pengembangan ranah intelektual.
“Sejatinya, cerita-cerita kekalutan maupun bahagia dapat dituangkan dalam ragam sastra. Dengannya ranah emosional, intelektualitas juga spiritual dapat seimbang,” katanya.
Maka dari itu, ia mengapresiasi kegiatan tersebut. Yang ia sebut merupakan bentuk partisipasi luar biasa dari MGMP perihal kesusastraan.
“Kegiatan ini saya anggap sebagai manifestasi (wujud) menjaga, memberi arah maupun ruang bagi tumbuhnya kreativitas kesusastraan para guru,” pungkasnya. (***)

