



- Sambut HUT Kemerdekaan RI ke-80, PLN Batam Beri Diskon Tambah Daya 80 Persen
- Blok Hunian Narapidana Rutan Batam Digeledah Tim Gabungan, Cari Barang Terlarang-Tes Urine
- ILucent Aesthetic Clinic Buka Cabang Kedua di Batam, Ada Treatment Terbaru hingga Promo Spesial
- Batam Bersholawat Bersama Az Zahir, Meriahkan Milad Majelis Dzikir Husnul Khotimah hingga HUT ke-80 RI
- Bajafash 2025 Hadirkan Vina Panduwinata dan Panggung Jazz Tema Peranakan di Batam
- Hotel Harper Premier Nagoya Batam Rayakan Satu Tahun Beroperasi Bertajuk One Year of Warmth & Excellence
- Kapolres Anambas Kunjungi Lanudal Palmatak, Perkuat Sinergitas TNI-Polri di Perbatasan Utara Kepri
- BP Batam Luncurkan Inovasi MANTAB, Atasi Pengangguran dan Perkuat Daya Saing SDM
- Polresta Barelang Gelar Gerakan Pangan Murah di Polsek Bengkong, Langkah Ringankan Beban Masyarakat
- Museum Batam Mendatangkan Peneliti Melayu asal Singapura sebagai Penyampai Materi Koleksi
Ketua BPW KKSS Kepri: Hubungan Bugis-Melayu di Kepri Ibarat Mata Hitam dan Putih

Keterangan Gambar : Pemukulan Gong pembukaan Musda VII BPD KKSS Batam di Hotel Golden View, Bengkong, Batam, Kepulauan Riau, Minggu (29/9/2024). /KKSS Kepri
KORANBATAM.COM - Ketua Badan Pengurus Wilayah (BPW) Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Ady Indra Pawennari kembali mengingatkan sejarah masa lalu tentang hubungan antara suku Bugis dengan Melayu pada masa kesultanan Riau-Lingga-Johor dan Pahang.
“Pada masa itu, hubungan antara Bugis dengan Melayu cukup baik. Banyak yang mengibaratkan bak mata putih dan mata hitam yang tak dapat dipisahkan,” ungkap Ady saat membuka Musyawarah Daerah (Musda) VII BPD KKSS Batam di Hotel Golden View, Bengkong, Minggu (29/9/2024).
Menurut Ady, hubungan baik antara Bugis dengan Melayu pada masa itu diwujudkan dalam bentuk pembagian kekuasaan dalam pemerintahan.
Beliau melanjutkan, pihak Bugis diberi kekuasaan sebagai yang dipertuan muda, sedangkan Melayu memegang kekuasaan sebagai yang dipertuan besar atau sultan.
“Pembagian kekuasaan itu, dimulai dari Opu Daeng Marewah sebagai yang dipertuan muda riau I, Opu Daeng Cellak sebagai yang dipertuan muda riau II dan Opu Daeng Kamboja sebagai yang dipertuan muda riau III. Sedangkan pihak Melayu dimulai dari Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah,” ujarnya.
Ady menambahkan, pada saat Opu Daeng Marewah dilantik sebagai yang dipertuan muda oleh Sultan Sulaiman Badrul Alamsyah, Ia mengucapkan sumpah sebagai bukti kesetiannya pada Sultan yang mewakili pihak Melayu. Ia tak ingin ada sesuatu yang mengganggu dan menghambat kekuasaan Sultan.
“Dalam konteks Pilkada, baik itu pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota di Kepri, pilihan warga KKSS tentu akan mempedomani sejarah masa lalu. Bugis dengan Melayu tak boleh dipisahkan. Khusus untuk Batam, anda pasti sudah tahu dukungan KKSS,” katanya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Musda VII KKSS Batam yang dihadiri sekitar 500 orang peserta dan undangan itu menyepakati Ketua Badan Pengurus Cabang (BPC) KKSS Kecamatan Bengkong, Andi Tajudin sebagai Ketua Badan Pengurus Daerah (BPD) KKSS Batam masa bakti 2024-2029.
Hadir dalam pembukaan Musda tersebut antara lain Pejabat Sementara (Pjs) Walikota Batam Andi Agung, Wakil Walikota Batam periode 2021-2024 Amsakar Ahmad, Komandan Pangkalan Angkatan Udara (Danlanud) Raja Haji Fisabilillah (RHF) Tanjungpinang Kolonel Penerbang (Pnb) Andi Nur Abadi, Komandan Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan (Danyonmarhanlan) Pangkalan IV Batam Mayor Mar Andi Arief Mangkubumi.
Hadir pula Ketua Ikatan Alumni (IKA) Universitas Hasanuddin (Unhas) Kepri Ibrahim, anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kepri Rohani dan anggota DPRD Kotam Batam Yunus Muda. (*)

