



- Harper Premier Nagoya Batam Raih Prestasi di Art of Hospitality 2025
- 16 Koleksi Museum Batam Raja Ali Haji Ditampilkan pada Seminar Kajian di Gedung LAM
- Hari Bakti TNI AU ke-78, Kepala BP Batam Buka Festival Mancing Ngarong V
- Gowes Santai BP Batam-Polda Kepri, Perkuat Sinergi antarinstansi dan Bangun Budaya Hidup Sehat
- Gandeng Komunitas Aksi Bela Palestina-Keagamaan, Polda Kepri Bahagiakan Anak Panti, Sinergi Stabilitas Kamtibmas
- Sinergi Aktif Cegah Gangguan Kamtibmas, Kapolsek Bengkong Bertemu Tokoh Adat VII Koto Padang Pariaman
- Kongres 1 Gekrafs 2025, BP Batam: Semoga Bawa Kemajuan Ekonomi Kreatif
- Pria di Bengkong Ditemukan Tewas Gantung Diri di Sudut Dinding dalam Kios Ponsel
- BP Batam Launching Dashboard Investasi 2025 Sekaligus Perkenalkan Para Dutanya
- Jumat Curhat Kamtibmas, Cara Polsek Bengkong Dekatkan Diri Tampung Aspirasi Masyarakat
Stok Obat Habis, Pasien RSUD Palmatak Terpaksa Tebus Obat dari Apotek

Keterangan Gambar : Suasana di RSUD Palmatak. /KORANBATAM.COM
KORANBATAM.COM, ANAMBAS - Beralasan stok obat habis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Palmatak, membuat seorang pasien berinisial A terpaksa membeli obat dari luar (apotek, red).
Kendatipun berat karena keterbatasan uang, dirinya terpaksa membeli obat dengan cara meminjam kepada sanak saudaranya.
“Kami ini masyarakat kecil, belum tentu memiliki uang setiap saat. Kalau sudah begini situasinya, terpaksa tebus obat dari luar RSUD Palmatak,” kata A kepada KORANBATAM.COM, Kamis (10/3/2022).
Dia menyebut, pelayanan RSUD Palmatak sudah terbilang baik. Namun, perlu adanya ketersediaan obat-obatan. Padahal, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan sudah ada, namun pasien terpaksa merogoh kocek untuk menebus obat sesuai dengan resep dokter yang menangani.
“Saat rawat jalan maupun rawat inap, pasien selalu membeli obat dari luar. Sementara obat-obatan di RSUD Palmatak sering kosong,” ungkapnya.
Dikonfirmasi Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUD Palmatak, drg Sofwan Fuadi, menyampaikan, jika stok obat habis. Seharusnya obat-obatan sudah masuk ke dalam tanggungan BPJS Kesehatan.
Namun karena stok habis, lanjutnya, makanya pasien beli dari apotik. Dia juga menjelaskan bahwa, jika saat ini RSUD Palmatak belum jadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sehingga RSUD Palmatak belum bisa melakukan pengadaan obat sendiri.
“Kita belum menjadi BLUD, sehingga obat-obatan saat ini masih dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes), kita belum bisa mengadakan obat sendiri,” katanya.
Ketika disinggung mengenai tanggungan obat yang sudah merupakan pelayanan terhadap pasien sesuai dengan peserta BPJS Kesehatan, Sofyan menerangkan bahwa, dalam pelayanan pasien, peserta BPJS seharusnya sudah ditanggung BPJS sesuai dengan aturan yang berlaku.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Permenkes RI) Nomor 28 tahun 2014, pasien BPJS berhak mendapatkan obat yang tercantum dalam Formulasi Nasional (Fornas) dengan model pembiayaan paket Indonesia Case Based Groups (INA-CBGs) atau diagnosa penyakit pasien menurut dokter.
“Iya seharusnya sudah ada obat yang ditanggung sesuai dengan diagnosa dokter yang menangani. Kita sudah mengajukan pengadaan obat kepada Dinkes tapi balum ada jawaban hingga saat ini,” katanya.
(Thony/Jhon)


