



- Amsakar Achmad Lepas Ribuan Peserta Batam 10K Diikuti Pelari dari Dalam dan Luar Negeri
- Terus Ingatkan Warga, Kapolsek Bengkong Sebar Banner WhatsApp Waspada Curanmor-Sambang di Titik Rawan
- Kepala BP Batam Lepas Batam 10K 2025
- Kunjungan Sembang Petang Kapolri ke Pesantren UAS, Sinergi Ulama dan Negara
- Dorong Optimalisasi Aset, BP Batam Gelar Konsinyering Penataan dan Pengembangan Agribisnis
- DinSum Tjap Nyonya Gratis untuk Peserta Daftar Ulang Lari Batam 10K
- Kepala BP Batam: Kita Jaga Bersama Kualitas Sumber Air Baku
- Gerak Cepat Polsek Bengkong Sikat Pohon Tumbang Melintang Menutupi Ruas Jalan
- Kepala BP Batam Resmikan Pabrik Solder Stania
- Curah Hujan Tinggi, Kepala BP Batam Hentikan Aktifitas Cut and Fill di Hotel Vista
Warga RT 01 Balau Kuning Resah Suara Bising Knalpot Kapal Pukat Mayang

Keterangan Gambar : Kapal Ikan Pukat Mayang saat berlabuh di Pelabuhan Perikanan Desa Antang, Siantan, Anambas. /KORANBATAM.COM
KORANBATAM.COM - Beberapa masyarakat RT 01 Balau Kuning, Desa Antang, Kecamatan Siantan, Kepulauan Anambas geram atas suara kapal dari Pukat Mayang yang sering menganggu aktivitas salat Magrib maupun Isya di malam hari. Sebab suara bising knalpot kapal tersebut.
“Saya meminta kepada pihak-pihak berwajip terutama pengelolah pelabuhan perikanan di desa Antang agar memberikan peringatan atau masukan kepada tekong-tekong kapal yang bising itu,” kata salah satu masyarakat Balau Kuning yang engan unuk disebutkan namanya dalam pemberitaan ini, Rabu (2/8/2023).
Dia juga berharap kepada pengelola pelabuhan agar membuat jadwal keluar masuk kapal Pukat Mayang ke desa Antang. Terlebih disaat waktu beribadah, sebaiknya tidak ada aktivitas kapal di pelabuhan.
“Tadi malam juga ada suara musik. Mereka sampai jam 12 malam. Seharusnya mereka bisa berpikir, karena mengangu sekali saat aktivitas tidur masyarakat terutama di wilayah RT 01 yang berdekatan dengan pelabuhan,” berangnya.
Sementara, Ketua RT 01 Balau Kuning, Thoni akan melakukan koordinasi dengan pihak pengelola pelabuhan perikanan agar masyarakat tidak terganggu lagi dengan aktivitas tersebut.
“Saya nanti akan berkoordinasi dengan pihak pengelola di desa Antang, agar semua pihak bisa saling membantu jangan menambah masalah di tengah masyarakat,” ujarnya.
Dia juga kesal akan adanya isu-isu yang menyebutkan jika perangkat RT bisa diatur oleh oknum tertentu, sehingga tidak mempermasalahkan kebisingan di wilayahnya.
“Saya juga geram terhadap isu miring yang menuding saya bisa diatur oleh oknum tertentu. Jelas saya tidak terima, dan yang bisa mengatur saya hanya RW dan Kepala Desa. Orang bisa saja menebarkan isu, tapi tak bisa dipertanggungjawabkan,” tungkasnya.
(Tony)


