- Li Claudia: Anugerah Investasi BP Batam Jadi Inspirasi dan Perkuat Sinergi Bangun Daerah
- ESB Dorong Transformasi Digital Kuliner Sumatera, Mulai dari Batam
- Kapolsek Batuampar dan Wartawan Coffee Morning
- Silaturahmi Kepala dan Waka BP Batam dengan Kajati Kepri
- Makan Berhidang Warnai Rangkaian Kenduri Warisan Budaya Takbenda Batam 2025
- Sudah 2 Kali, Kakek Durjana Cabuli Bocah 4 Tahun di Bengkong Batam
- Baju PDU Walikota Batam Pertama, Koleksi Terbaru di Museum Raja Ali Haji di Hari Jadi ke-5
- Didepan Pemerintah AS, Fary Tegaskan Komitmen Prabowo Jadikan Batam Tujuan Investasi Dunia
- Pemotor Tewas Tergeletak di Tempat, Diduga Jadi Korban Tabrak Lari
- Bhayangkari Ranting Bengkong Dorong Semangat Sehat dan Perkuat Tali Persaudaraan lewat Senam Aerobik
Harga Cengkeh Berbanding Terbalik dengan Harga Rokok di Anambas

Keterangan Gambar : Seorang warga saat memetik cengkeh. /Thony/KORANBATAM.COM
KORANBATAM.COM, ANAMBAS - Petani cengkeh di Kepulauan Anambas mengeluh karena harga jual beli anjlok drastis tidak seperti beberapa tahun sebelumnya.
Kini harga cengkeh petani turun kisaran dari 40 persen sampai 50 persen, sehingga para pemilik pohon cengkeh hanya bisa terdiam mendengar harga yang begitu tidak masuk akal.
Ridin, seorang petani cengkeh, mengabarkan bahwa, harga cengkeh akan menyulitkan para petani cengkeh di Kabupaten Kepulauan Anambas sementara harga rokok kian melambung tinggi. Karena cengkeh merupakan sebagian elemen rokok kretek.
“Semoga pemerintah dapat membantu permasalahan harga cengkeh atau harga pasar bisa naik. Kami para petani hanya bisa berharap ada gerakan dan perhatian dari pemerintah kita agar harga bisa memuaskan,” kata Ridin ke awak media, Sabtu (8/1/2022).
Menurutnya, harga cengkeh di kabupaten Anambas sangat turun drastis, tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. Sementara hasil Cengkeh tersebut, digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan untuk keperluan sekolah anaknya.
“Upah panjat saja sudah Rp7 ribu per kilonya. Dan upah racikan dari tangkai saja, seribu per kilo, dimana lagi keuntungan bagi kami. Sekarang harga jual hanya Rp45 ribu basah, kalau kering Rp80 ribu sekilo. Kalau tahun sebelumnya, harga sampai Rp160 ribu per kilo,” ujarnya mengeluh.
(Thony/Jhon)
▴-▴
▴-▴


























































































