



- Tanggapan dan Jawaban Bupati Anambas Pandangan Umum RPJMD 2025-2029
- PLN Batam Gelar Diskusi Publik, Jelaskan soal Penyesuaian Tarif Listrik untuk Rumah Tangga Mampu
- PWI Kepri dan Batam Ziarahi Makam Sahabat Sejawat Penuh Haru
- Segera Bergulir Juli Ini, Batam 10K Diikuti Pelari Asing dari Berbagai Negara
- Duta Besar Australia Lawatan ke Batam
- Dorong Pertumbuhan Industri, PLN Batam Hadirkan Layanan Khusus Kelistrikan
- CIMB Niaga Gelar Festival Musik Sunset 2 Hari di Kebun TMII Jakarta
- PLN Batam Siap Laksanakan Kebijakan Tarif dari Pemerintah Mulai 1 Juli 2025
- Penemuan Batu Bata Bersejarah di Dapur Arang Batam
- Istri di Bengkong Polisikan Suami gegara Cabuli Putri Pertamanya Sendiri
Ini Tanggapan Ketua KPAI Anambas tentang Kekerasan Anak di Bawah Umur

Keterangan Gambar : Ketua KPAI Anambas, Ronald Sianipar. /KORANBATAM.COM
KORANBATAM.COM - Banyaknya anak di bawah umur yang diamankan aparat kepolisian karena terlibat aksi krimnalitas dan peremanisme. Hal ini diduga kuat karena kemiskinan dan kurangnya perhatian orang tua yang menjadi pemicu mudahnya anak terlibat kriminalitas, Kamis (27/4/2023).
Seperti yang disampaikan Ketua Komisi Perlindungan Anak (KPAI) Kabupaten Kepulauan Anambas, Ronald Sianipar. Menurutnya, kemiskinan dan minimnya perhatian orang tua, membuat anak akan bergaul bebas.
“Dalam pergaulan inilah, anak tersebut bisa dengan mudah terlibat dalam aksi kriminalistas dan premanisme, apalagi ekonomi orang tuanya tergolong kurang mampu,” katanya melalui sambungan selular.
Dia berharap pihak sekolah juga ikut berperan aktif dalam mengawasi perilaku siswanya.
“Kita juga imbau supaya pihak sekolah sering melakukan razia pada siswanya, mungkin saja ada anak yang biasa membawa sajam atau narkoba, dan sebagainya yang bisa memicu mereka berbuat kriminal. Saat di luar sekolah, maka peran orang tua sangat penting untuk mengawasi pergaulan anak-anaknya,” imbaunya.
Ronald menilai, sejauh ini prilaku anak di bawah umur yang terlibat tidak pidana kejahatan di Kabupaten Kepulauan Anambas cenderung meningkat. Namun tingkat perbuatan terlihat mencolok, karena terlibat kasus-kasus besar. Seperti pencabulan dan kejahatan jalanan.
“Kasus kekerasan yang melibatkan anak itu memang masih banyak, tapi dari data kita cenderung menurun. Justru di KPAI itu paling banyak kasus orang dewasa yang melibatkan anak-anak dan tentu ini sangat tidak bagus untuk perkembangan anak,” ujarnya.
Untuk kasus narkoba, anak-anak ini sudah mulai tersentuh sebagai korban maupun pelaku.
“Tentu kami prihatin dengan hal ini, sekolah ini juga harus berperan aktif. Jangan sampai lengah, nanti ini jika dibiarkan akan semakin meluas,” katanya.
Selain itu, polisi juga diminta untuk lebih tegas terhadap pelaku kejahatan yang melibatkan anak-anak dibawah umur. Apalagi kalau perbuatan yang dilakukan oleh anak-anak itu sudah mengarah pada perbuatan orang dewasa.
“Saya berharap orang tua, pemerintah desa dan semua elemen-elemen yang ada harus extra ketat memperhatikan prilaku anak jangan ada pembiaran sudah larut malam tidak dicari,” tungkasnya.
(Tony)


