



- Sambut HUT Kemerdekaan RI ke-80, PLN Batam Beri Diskon Tambah Daya 80 Persen
- Blok Hunian Narapidana Rutan Batam Digeledah Tim Gabungan, Cari Barang Terlarang-Tes Urine
- ILucent Aesthetic Clinic Buka Cabang Kedua di Batam, Ada Treatment Terbaru hingga Promo Spesial
- Batam Bersholawat Bersama Az Zahir, Meriahkan Milad Majelis Dzikir Husnul Khotimah hingga HUT ke-80 RI
- Bajafash 2025 Hadirkan Vina Panduwinata dan Panggung Jazz Tema Peranakan di Batam
- Hotel Harper Premier Nagoya Batam Rayakan Satu Tahun Beroperasi Bertajuk One Year of Warmth & Excellence
- Kapolres Anambas Kunjungi Lanudal Palmatak, Perkuat Sinergitas TNI-Polri di Perbatasan Utara Kepri
- BP Batam Luncurkan Inovasi MANTAB, Atasi Pengangguran dan Perkuat Daya Saing SDM
- Polresta Barelang Gelar Gerakan Pangan Murah di Polsek Bengkong, Langkah Ringankan Beban Masyarakat
- Museum Batam Mendatangkan Peneliti Melayu asal Singapura sebagai Penyampai Materi Koleksi
Ini Tanggapan Ketua KPAI Anambas tentang Kekerasan Anak di Bawah Umur

Keterangan Gambar : Ketua KPAI Anambas, Ronald Sianipar. /KORANBATAM.COM
KORANBATAM.COM - Banyaknya anak di bawah umur yang diamankan aparat kepolisian karena terlibat aksi krimnalitas dan peremanisme. Hal ini diduga kuat karena kemiskinan dan kurangnya perhatian orang tua yang menjadi pemicu mudahnya anak terlibat kriminalitas, Kamis (27/4/2023).
Seperti yang disampaikan Ketua Komisi Perlindungan Anak (KPAI) Kabupaten Kepulauan Anambas, Ronald Sianipar. Menurutnya, kemiskinan dan minimnya perhatian orang tua, membuat anak akan bergaul bebas.
“Dalam pergaulan inilah, anak tersebut bisa dengan mudah terlibat dalam aksi kriminalistas dan premanisme, apalagi ekonomi orang tuanya tergolong kurang mampu,” katanya melalui sambungan selular.
Dia berharap pihak sekolah juga ikut berperan aktif dalam mengawasi perilaku siswanya.
“Kita juga imbau supaya pihak sekolah sering melakukan razia pada siswanya, mungkin saja ada anak yang biasa membawa sajam atau narkoba, dan sebagainya yang bisa memicu mereka berbuat kriminal. Saat di luar sekolah, maka peran orang tua sangat penting untuk mengawasi pergaulan anak-anaknya,” imbaunya.
Ronald menilai, sejauh ini prilaku anak di bawah umur yang terlibat tidak pidana kejahatan di Kabupaten Kepulauan Anambas cenderung meningkat. Namun tingkat perbuatan terlihat mencolok, karena terlibat kasus-kasus besar. Seperti pencabulan dan kejahatan jalanan.
“Kasus kekerasan yang melibatkan anak itu memang masih banyak, tapi dari data kita cenderung menurun. Justru di KPAI itu paling banyak kasus orang dewasa yang melibatkan anak-anak dan tentu ini sangat tidak bagus untuk perkembangan anak,” ujarnya.
Untuk kasus narkoba, anak-anak ini sudah mulai tersentuh sebagai korban maupun pelaku.
“Tentu kami prihatin dengan hal ini, sekolah ini juga harus berperan aktif. Jangan sampai lengah, nanti ini jika dibiarkan akan semakin meluas,” katanya.
Selain itu, polisi juga diminta untuk lebih tegas terhadap pelaku kejahatan yang melibatkan anak-anak dibawah umur. Apalagi kalau perbuatan yang dilakukan oleh anak-anak itu sudah mengarah pada perbuatan orang dewasa.
“Saya berharap orang tua, pemerintah desa dan semua elemen-elemen yang ada harus extra ketat memperhatikan prilaku anak jangan ada pembiaran sudah larut malam tidak dicari,” tungkasnya.
(Tony)

