



- Tanggapan dan Jawaban Bupati Anambas Pandangan Umum RPJMD 2025-2029
- PLN Batam Gelar Diskusi Publik, Jelaskan soal Penyesuaian Tarif Listrik untuk Rumah Tangga Mampu
- PWI Kepri dan Batam Ziarahi Makam Sahabat Sejawat Penuh Haru
- Segera Bergulir Juli Ini, Batam 10K Diikuti Pelari Asing dari Berbagai Negara
- Duta Besar Australia Lawatan ke Batam
- Dorong Pertumbuhan Industri, PLN Batam Hadirkan Layanan Khusus Kelistrikan
- CIMB Niaga Gelar Festival Musik Sunset 2 Hari di Kebun TMII Jakarta
- PLN Batam Siap Laksanakan Kebijakan Tarif dari Pemerintah Mulai 1 Juli 2025
- Penemuan Batu Bata Bersejarah di Dapur Arang Batam
- Istri di Bengkong Polisikan Suami gegara Cabuli Putri Pertamanya Sendiri
Penusuk Wiranto Sempat Ajak Teman di Medan Jihad ke Suriah

KORANBATAM.COM - Syahrial Alamsyah alias Abu Rara, penusuk Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, sempat mengajak salah seorang tetangganya di Medan pergi ke Suriah.
"Pada 2013 ia mengajak saya pergi ke Suriah," kata Alex tetangga Syahrial yang tinggal di Tanjung Mulia Hilir, Kecamatan Medan Deli, Kota Medan pada Jumat, 11 Oktober 2019 seperti dikutip dari Medan Headlines.
Syahrial lahir di Medan pada 1968. Ia bahkan kuliah di fakultas hukum salah satu universitas di Medan.
Alex menuturkan Syahrial sempat menunjukkan materi-materi jihad yang berkaitan dengan Suriah. Namun, Alex menolak. “Saya iya iya saja waktu diajak, mau bantah kan enggak enak," kata Alex.
Abu Rara juga juga sempat mengajak Alex ke Palu. Di sana dia akan disediakan pekerjaan. Hasil pekerjaan rencananya ditabung untuk berangkat ke Suriah. Namun, keberangkatan Syahrial ke Palu Gagal.
Kepala Kepolisian Resor Pelabuhan Belawan Ajun Komisaris Besar Ikhwan Lubis mengatakan Syahrial tidak memiliki catatan kriminal selama di Medan. “Belum ada, karena pelaku sudah lama merantau dan tidak tinggal di Medan lagi sejak 2016,” kata dia.
Sementara itu, Polisi menyebut Syahrial merupakan jaringan JAD Bekasi pimpinan Abu Zee. Meski sudah memantau pergerakan Abu Rara selama tiga bulan sebelum penyerangan Wiranto, polisi tak bisa menangkapnya. Sebab, ia masih dalam tahap awal pengajian terorisme. (Tempo)/PE/red


