- Li Claudia: Anugerah Investasi BP Batam Jadi Inspirasi dan Perkuat Sinergi Bangun Daerah
- ESB Dorong Transformasi Digital Kuliner Sumatera, Mulai dari Batam
- Kapolsek Batuampar dan Wartawan Coffee Morning
- Silaturahmi Kepala dan Waka BP Batam dengan Kajati Kepri
- Makan Berhidang Warnai Rangkaian Kenduri Warisan Budaya Takbenda Batam 2025
- Sudah 2 Kali, Kakek Durjana Cabuli Bocah 4 Tahun di Bengkong Batam
- Baju PDU Walikota Batam Pertama, Koleksi Terbaru di Museum Raja Ali Haji di Hari Jadi ke-5
- Didepan Pemerintah AS, Fary Tegaskan Komitmen Prabowo Jadikan Batam Tujuan Investasi Dunia
- Pemotor Tewas Tergeletak di Tempat, Diduga Jadi Korban Tabrak Lari
- Bhayangkari Ranting Bengkong Dorong Semangat Sehat dan Perkuat Tali Persaudaraan lewat Senam Aerobik
Proyek Jalan Desa Tiangau Dipertanyakan, Pekerja Tak Pakai Safety

Keterangan Gambar : Terpantau di lokasi pekerjaan para pekerja tidak memakai safety saat bekerja. /Rommel/KoranBatam
KORANBATAM. COM - Proyek pengerjaan jalan desa Tiangau dipertanyakan. Pasalnya dari sisi pekerja tidak ada yang menggunakan safety (keamanan)
Salah satu warga Desa Tiangau, Pendi menyebutkan, proyek tersebut juga tidak memiliki gudang sehingga bahan material berserakan dipinggir jalan. Sehingga besi cepat berkarat dan tetap digunakan oleh kontraktor.
“Proyek pembangunan jalan desa Tiangau sangat memprihatinkan. Sebab gudang kontraktor pun tidak ada, selain itu besi juga sudah berkarat. Namun tetap dipakai, ini kualitas pekerjaan wajar menjadi perhatian, nanti tidak berapa lama jalan diperkirakan akan rusak lagi,” ujarnya kepada media ini, Sabtu (26/10/2024).
Pendi juga menambahkan, selain masalah pekerjaan, jalan juga banyak berserakan koral sehingga berpotensi membuat kendaraan tergelincir.
“Jalan juga banyak batu koral berserakan apalagi jalan naik turun sehingga rawan kecelakaan. Saya saja pernah hampir jatuh disana,” kata dia.
Ketika wartawan media ini mencoba konfirmasi kepada pihak pelaksana proyek, PT Adytama namun tidak satupun yang berani memberikan tanggapan.
Proyek dengan nilai Rp8,1 M tersebut wajar dipertanyakan karena sampai saat ini diperkirakan progres pekerjaan juga diduga belum memenuhi target.
Wartawan media ini juga mencoba konfirmasi kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Kepulauan Anambas belum berhasil. Selain itu, pengawas proyek juga belum berhasil dimintai tanggapan sehingga berita ini ditulis.
(Rommel)
▴-▴
▴-▴


























































































