



- Puting Beliung Terjang Warga Bengkong Batam, Polisi Bantu Evakuasi dan Bersihkan Puing Rumah
- Mayor Laut Firman Cahyadi, Lulusan Terbaik Seskoal di Rusia Ini Resmi Pimpin Komandan KRI Sutanto-377
- Batam Bertanjak, Ikon Baru Budaya Melayu di Puncak Milad ke-25 LAM
- Temukan Weekend Bliss, Weekday Escape dan Barelang Night Market di Harris Barelang Batam
- Soal Sulitnya Air Bersih Warga Batumerah dan Tanjungsengkuang, Ini Hasil Rapat di DPRD Batam
- Tingkatkan Kepedulian Sosial, Polsek Bengkong Berbagi di Panti Asuhan Yayasan Karya Mas Bangsa
- Proyek Aurum 24/7 Urban Hub Sudah 80 Persen
- BP Batam Dorong Peningkatan Kompetensi Pegawai, Ciptakan Birokrasi Adaptif dan Responsif
- Business Gathering BP Batam: Sosialisasikan Terobosan Regulasi untuk Kemudahan Investasi
- Libur Maulid Nabi, Pertamina Patra Sumbagut Tambah Pasokan Tabung Gas Melon di Kepri
Update Perkembangan Program Rempang Eco-City

Keterangan Gambar : Sejumlah pekerja di lapangan tengah membangun rumah baru warga Tanjung Banon, Rempang, Minggu (18/2/2024). /BP Batam
KORANBATAM.COM - Badan Pengusahaan (BP) Batam melalui Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol, Ariastuty Sirait menginformasikan bahwa proses sosialisasi terkait pengembangan Rempang Eco-City masih terus berjalan sebagaimana mestinya.
Ariastuty mengungkapkan, jumlah warga terdampak realisasi program yang sepakat untuk bergeser pada pembangunan tahap awal pun kembali bertambah menjadi 388 Kepala Keluarga (KK).
Dengan rincian, sebanyak 221 KK berasal dari Kelurahan Sembulang dan 167 KK lainnya merupakan warga Rempang Cate.
“Beberapa KK juga terus berkonsultasi intens dengan tim di lapangan terkait hak-hak mereka dalam pengembangan Rempang,” ujar Ariastuty, Rabu (21/2/2024).
Ia berharap, jumlah warga yang mendaftar dapat terus bertambah seiring dengan akan selesainya pembangunan empat rumah contoh di Tanjung Banon.
Mengingat, progres pembangunan keempat rumah tersebut telah mencapai 60 persen dan akan selesai sekitar pertengahan bulan Maret 2024 mendatang.
“BP Batam berkomitmen untuk segera menyelesaikan pembangunan rumah baru untuk warga. Sehingga, rumah baru tersebut dapat menjadi bukti bahwa hak-hak masyarakat tetap menjadi prioritas BP Batam sebelum investasi di Rempang terealisasi,” imbuhnya.
Sebagaimana diketahui, pengembangan Program Rempang Eco-City akan memanfaatkan lahan seluas 17.600 hektare.
Untuk tahap awal, proyek investasi yang masuk dalam daftar Program Strategis Nasional (PSN) tersebut hanya akan memanfaatkan lahan seluas 2.370 hektare. Dimana, jumlah warga yang terdampak pun berjumlah 961 KK.
“Tahun 2024 ini, BP Batam masih akan melakukan penataan dan pendataan terhadap warga yang terdampak pengembangan. Apabila di lapangan terdapat kendala, kami mengimbau masyarakat untuk segera berkomunikasi dengan tim yang bertugas,” tutupnya. (*)

