




- Lapangan jadi Saksi, Batam-Singapura Pererat Hubungan lewat Bola Voli
- Parkir Sembarangan, BP Batam Tertibkan Chassis Kontainer di Bahu Jalan Batu Ampar
- Semoga Bermanfaat, Tana Group Gelar Sembako Tebus Murah untuk Warga di Bengkong Batam
- AKP Mardalis Isi Khotbah dan Jadi Imam Salat Jumat di Musala Nurul Hidayah Kabil, Ini Pesannya
- 2 Penyelundup Sabu 1 Kg Lebih dari Malaka Digagalkan Kodaeral IV Batam di Pelabuhan Rakyat Sagulung
- Buruan Daftar, Ascott Indonesia Persembahkan Ajang Lari Format Piyama Desember 2025 Ini
- Remaja 15 Tahun di Sagulung Batam Dinodai Pacar Sendiri, Pelaku Ditangkap
- PLN Batam Luncurkan Promo Tambah Daya Rp250.000 Sambut HUT ke-25 Perusahaan
- Penyelundupan Emas, Sabu dan iPhone dari Malaysia Digagalkan, 4 Tersangka Ditangkap
- Lakukan Transformasi, Upaya Nyata Wujudkan Ekonomi Tangguh dan Berdaya Saing
Cuaca Ekstrem, Picu Naiknya Harga Ikan Dipasaran

Keterangan Gambar : Ilustrasi. /1st
KORANBATAM.COM, ANAMBAS - Cuaca buruk membuat harga ikan di pasaran melonjak tinggi. Hal ini disebabkan para nelayan enggan untuk melaut karena cuaca yang tidak menentu itu.
Dandi, salah seorang pedagang di Kecamatan Kute, Siantan, mengaku, harga ikan saat ini melambung tinggi dikarenakan pedagang sulit mencari pemasok ikan sehingga akhir-akhir ini harga melonjak naik.
“Biasanya harga ikan Simbok (Tongkol, red) per ekor antara Rp25 sampai Rp30 ribu. Nah sekarang bisa mencapai Rp45 hingga Rp50 ribu, per ekornya,” ujarnya kepada KORANBATAM.COM, Rabu (2/3/2022).
Sementara, Eka, warga lainnya mengaku, ketika harga ikan melambung tinggi banyak masyarakat beralih ke ayam potong. Namun, untuk ayam potong tentu mengeluarkan biaya produksi yang mahal secara otomatis daging ayam potong juga akan mahal.
“Sebagian warga beralih untuk mengkonsumsi daging ayam potong. Sebagian warga tetap membeli ikan, namun karena mahal porsinya yang dikurangi,” katanya.
Dalam situasi cuaca ekstrem ini, sebagian masyarakat merasa beban semakin besar dikala mengeluarkan uang belanja, sementara para nelayan juga menaikkan harga karena resiko melaut yang cukup tinggi. Bahkan sebagian nelayan tidak pergi melaut menunggu cuaca lebih baik.
(Thony/Jhon)



